6 Dusun di Mamuju Masih Terisolir Akibat Banjir Bandang, Warga Minta Direlokasi

  • Bagikan
Akses jalan Mamuju-Mamasa yang tertutup bekas banjir bandang. (Wira/Fajar)

FAJAR.CO.ID, MAMUJU- Tiga hari pasca banjir bandang jalan Poros Mamuju - Mamasa masih terputus. Alat berat kewalahan membersihkan material longsor.

Imbasnya ratusan warga di Desa Uhuaimate (6 dusun) masih terisolir hingga kini. Di antaranya Dusun Kumaka, Uhaimate, Sudangang, Kalukku Dua, Karappuang, dan Tabelo.

"Di dusun Kumaka ada laporan sekitar 20 bayi dan 10 lansia. Mereka butuh pakaian, makanan, tim kesehatan, dan tentunya obat-obatan," ujar Adi Kusrianto warga Kalukku yang ikut menjadi relawan pada Kamis 13 Oktober 2022.

Desa Uhaimate dan juga Dusun Batang Barana (Desa Sondoang), Kecamatan Kalukku adalah wilayah yang terdampak longsor parah. Banyak batu dan kayu besar menutupi jalan. Tak heran wilayah yang juga menjadi akses penghubung (jalan poros) Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamasa ini lumpuh total.

Kepala Dinas PUPR Sulbar, Muhammad Aksan mengakui kesulitan membersihkan material longsor karena alat berat terbatas. Selain itu, menurutnga banyak sekali titik longsor.

"Jadi alat berat (excavator) sudah diturunkan dari kemarin. Ada dari arah Mamasa dan juga Mamuju. Cuma setelah melihat kondisi langsung tadi, memang kita butuh banyak alat berat," ujarnya saat meninjau Dusun Batang Barana, Desa Sondoang, Kamis 13 Oktober.

Oleh karena itu, Aksan mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional, Kementerian PUPR untuk menarik semua alat berat dari kabupaten lain di Sulbar.

"Saya sudah minta, lanjut dia, agar semua proyek dihentikan dahulu. Alat berat kita konsentrasikan di sini.Jadi sekarang beberapa alat sudah bergerak ke sini. Dari Polman dan Majene. Hari ini mau datang 3-4 alat berat," ujarnya.

Minta Direlokasi

Warga Dusun Batang Barana, Desa Sondoang berharap pemerintah bisa mencarikan lokasi baru untuk permukiman sekitar 30 KK. Alasannya, mereka sudah khawatir dan trauma untuk tinggal di rumah.

"Harapan kami, kalau bisa direlokasi. Cari area baru di Dusun Batang Barana, karena kami trauma tinggal di sini. Rumah juga sudah banyak hancur," ungkap Nurlina, warga Batang Barana.

Saat kejadian, Nurlina mengaku berada di dalam rumah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

"Alhamdulillah selamat, cuma kalau kerugian mungkin rata-rata warga sini bisa sampai puluhan juta sampai ratusan. Karena hampir semua warga di sini rumahnya rusak, ada juga motor dan mobil," ujarnya.

Pj Gubernur Sulbar, Akmal Malik menegaskan bahwa semua pihak harus turun tangan mengatasi bencana ini. Mulai dari OPD, Perbankan, dan pihak swasta bisa bekerja sama untuk meringankan beban penyintas banjir bandang.

"Saya minta segera keluarkan anggaran BTT untuk penanganan bencana," ucapnya.

Bupati Mamuju Sutinah Suhardi sendir sudah menetapkan status masa tanggap darurat terhadap bencana yang menyebabkan 7 ribuan warga terdampak ini.

"Status darurat tiga hari, mulai 12 Oktober. Kita harap semuanya bisa berjalan lancar, sampai bisa normal kembali," ucapnya. (wir/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan