Warga Desa Tewai Baru Kesal pada Program Lumbung Pangan Nasional di Kalteng, Kader Demokrat: Pemerintah Harus Beri Penjelasan

  • Bagikan
Seorang warga Desa Tewai Baru, Rangkap, kesal karena lahan yang turun-temurun digarap keluarganya seluas empat hektare dipakai untuk kebun singkong

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat Hinca Ikara Putra Panjaitan, memberikan respons atas kegagalan program lumbung pangan Nasional di Kalimantan Tengah.

Menurut Hinca, pemerintah harus memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban atas kegagalan tersebut. Mengingat, program tersebut dijalankan dengan uang negara.

"Mengapa gagal? Pemerintah harus memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban juga aparat penegak hukum, karena ini pakai uang negara," ujar Hinca dalam keterangannya (16/3/2023).

Diketahui sebelumnya, proyek Lumbung Pangan Nasional di wilayah ini hanya memicu persoalan baru, bencana banjir kian meluas dan berkepanjangan, serta memaksa masyarakat Dayak mengubah kebiasaan mereka menanam.

Seorang warga Desa Tewai Baru, Rangkap, kesal karena lahan yang turun-temurun digarap keluarganya seluas empat hektare dipakai untuk kebun singkong.

Dengan nada bicara tinggi, Rangkap meluapkan kekesalannya tentang hutan di Desa Tewai Baru di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang sebagian telah gundul.

Sebelum berubah jadi kebun singkong, Rangkap menuturkan hutan itu merupakan tumpuan penduduk setempat mengambil kayu untuk membangun rumah, berburu kancil dan babi, serta mencari ramuan tradisional.

Dikatakan Rangkap, kini semua itu hilang. Termasuk lahan seluas empat hektare yang secara turun-temurun ditanami sayur terong, kacang panjang, kundur, dan pohon karet oleh keluarganya.

"Hutan itu bukan tidak pernah diinjak, itu tempat kami orang Dayak ke hutan. Sekarang lihat saja kayak lapangan. Siapa yang tidak marah? Sudah berpuluh tahun tanam pohon karet mau disadap kok digusur," ucapnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan