FAJAR.CO.ID, GOWA-- Petani di Desa Borisallo, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kini bisa bernafas lega. Dalam setahun, sudah bisa melakukan panen padi sebanyak dua kali.
Desa Borisallo sendiri memiliki kontur geografis yang beragam. Mulai dari tanah datar, bergelombang, hingga dataran tinggi berbukit.
Selain itu, desa ini memiliki persawahan dan perkebunan yang cukup luas. Namun, sebagian wilayah persawahan tersebut tidak teraliri air dengan baik karena posisinya berada di atas ketinggian.
Sebagian besar lahan pertanian masuk kategori sawah tadah hujan. Dalam setahun, paling bisa melakukan panen satu kali. Kalau beruntung, bisa dua kali kalau musim hujannya lama.
Berkat bantuan pompa air berbahan bakar gas (BBG) yang diberikan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, kini petani bisa dengan mudah mengairi sawah mereka.
"Sebenarnya, di wilayah tersebut ada aliran sungai yang bisa untuk digunakan sebagai sumber air sawah. Namun tidak terdistribusi dengan baik. Bahkan, menurut kelompok tani setempat, beberapa waktu lalu, ada irigasi yang bisa mengalirkan air ke sawah-sawah petani, sayangnya irigasi tersebut sudah tidak berfungsi lagi," teranganya
Ketua Kelompok Tani Tanah Bonto, Muh Sahir mengatakan ada beberapa petani yang sudah memakai pompa air bahan bakar minyak (BBM). Tapi biayanya cukup besar dalam satu kali musim tanam.
“Kalau pakai solar itu biayanya Rp1-1,5 juta untuk satu hektar satu kali musim tanam. Itu belum biaya pupuk, benih padi dan racun hama. Makanya tanam padi itu paling kalau musim hujan,” kata Sahir saat dihubungi Fajar.co.id, Selasa (17/10/2023).
Berkat bantuan paket konverter kit BBM ke BBG, kini beberapa petani di Desa Borisallo sudah bisa melakukan panen dua kali dalam setahun. Bantuan ini diberikan bertahap sejak tahun 2022 lalu hingga saat ini.
Sahir menyebut, dengan memakai LPG tabung 3 kilogram petani bisa menghemat ongkos pompa air. “Satu hektar itu cuma Rp600-800 ribu selama satu musim,” sebutnya.
Salah seorang petani, Agus sangat senang dengan adanya program konversi BBM ke BBG. Ia yakin program pemerintah itu memberikan manfaat besar bagi petani di Gowa.
"Program membuat kami lebih mudah mendapatkan bahan bakar khususnya LPG 3 kg yang diperuntukkan sebagai bahan bakar mesin pompa untuk mengairi sawah kami," sebutnya.
Bagikan Seribu Paket Konverter Kit
Secara bertahap PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi sebagai Subholding Commercial and Trading dari PT Pertamina (Persero) bersama Dirjen Migas Kementerian ESDM, dan Komisi VII DPR RI, membagikan 1.091 paket konverter kit BBM ke BBG, untuk petani sasaran di Kabupaten Gowa.
Sales Branch Manager Rayon 1 Sales Area Sulawesi Selatan dan Barat, Hendra Saputra, mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian dari program transisi energi skala mikro untuk membuat petani makin efisien dalam menggunakan bahan bakar dan mempermudah akses mendapatkan bahan bakar tersebut.
"Terima kasih atas kepercayaan Pemkab Gowa untuk menjalankan tugas pendistribusian LPG dalam program konversi BBM ke LPG untuk nelayan dan petani sasaran 2023," ucapnya, kemarin.
Program ini merupakan konversi dari penggunaan yang semula menggunakan bahan bakar minyak, sekarang petani bisa menggunakan bahan bakar gas atau menggunakan LPG.
"Dengan adanya konversi ini secara wadah lebih mudah dibawa dan aman," sambung Hendra.
Dirjen Migas Kementerian ESDM yang diwakili oleh Inspektur Migas Ahli Muda, Safriyanto memaparkan, kegiatan pendistribusian paket konversi BBM ke BGG sebetulnya sudah berlangsung selama lima tahun sejak 2019 hingga 2023. Kali ini, Gowa dijadikan sebagai lokasi sosialisasi.
"Ini adalah kegiatan dari Kementerian ESDM yang bermitra antara DPR dan Pemkab Gowa. Kita tahu bahwa Gowa merupakan salah satu lumbung beras di Sulsel. Makanya distribusinya tersebar di beberapa kecamatan sesuai usulan dari pemerintah daerah," urainya.
Safriyanto menjelaskan, untuk tahun ini pihaknya mendistribusikan 1.091 paket BBG, dan khusus di Gowa ada 58 paket yang diserahkan langsung kepada masyarakat. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan solusi penyediaan alternatif yang ramah lingkungan dan membatu ekonomi masyarakat pertani.
"Program Konversi BBM ke BBG 2023 ini, untuk Petani Sasaran sebanyak 39.000 paket yang telah didistribusikan di 69 Kab/Kota," rincinya.
Wakil Bupati Gowa, Abdul Rauf Malagani mengapresiasi program ini. Apalagi di musim kemarau dan El Nino yang melanda hampir sebagian wilayah Sulawesi.
"Kita berharap bahwa bantuan ini tepat sasaran digunakan oleh masyarakat Gowa," ucap Abdul Rauf.
Area Manager Communication, Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, memastikan penggunaan LPG ini lebih ramah lingkungan. "Pemakaian gas LPG emisinya lebih sedikit, dibandingkan dengan BBM," ungkapnya. (msn/fajar)