FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Prof Hasnawi Haris mengungkapkan pentingnya etika politik bagi mahasiswa. Setidaknya ada tiga hal yang perlu dipelajari sejak awal.
Menurutnya, Politik bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi tentang etika. Standar berperilaku dalam berpolitik dengan baik dan bijak.
Pertama, kata Prof Hasnawi politik adalah tempat atau arena menegosiasikan kepentingan, dalam hal ini bicara kepentingan di satu sisi bisa kepada kebaikan tetapi di sisi lain berpotensi yang negatif atau keburukan.
"Di sini posisinya mengapa etika itu penting sebagai penuntun moral,"kata mantan Wakil Rektor I UNM tersebut.
Alasan kedua, adalah mahasiswa bisa dikualifikasikan sebagai masyarakat terdidik, paling tidak mahasiswa sebagai masyarakat terpelajar.
"Kalau itu terjadi maka mahasiswa kondisinya harus berada di garda terdepan untuk jadi pelopor sekaligus penjaga etika moral,"jelasnya.
Alasan ketiga, dunia kampus dunia intelektual, tempat di mana bersemainya ilmu pengetahuan dan integritas. Pada titik ini, kampus dan mahasiswa mesti bersuara lantang ketika melihat pelanggaran etis dalam praktik demokrasi.
Mantan Dekan FIS-H UNM itu juga mengungkapkan fungsi etika politik bagi mahasiswa. Ada empat manfaat yang bisa dirasakan.
Pertama etika politik memberikan kerangka berpikir kritis bagi mahasiswa
Kedua membantu mahasiswa mengembangkan integritas pribadi, sehingga tidak mudah tergoda dengan politik praktis money politik dan politik identitas
Ketiga, bisa menjadi kompas bagi mahasiswa dalam menyikap atau merespons kebijakan politik. Tentu mahasiswa harus berpihak pada kebenaran keadilan dan kejujuran
Keempat, bisa menjadi panduan moral bagi mahasiswa dalam berorganisasi di kampus, sehingga perbedaan pendapat bisa disikapi dengan bijak, termasuk mengelola konflik kepentingan
Untuk itu, Prof Hasnawi memberikan cara bagaimana membangun etika politik bagi mahasiswa
Pertama, pendidikan politik di kampus, nuansanya dibangun secara akademik, apakah bentuk mata kuliah umum atau pilihan yang memberikan nuansa akademik bagi pendidikan politik mahasiswa
Kedua adalah pengembangan karakter dan kepemimpinan melalui mentoring dan keteladanan
Ketiga, keterlibatan dalam organisasi mahasiswa. Bentuknya bisa intra universitas maupun ektra universitas.
Keempat, membangun budaya dialog. Bagi dunia kampus dialog adalah tempat yang sangat strategis untuk memberikan pelajaran sekaligus bagi mahasiswa ketika terjadi perbedaan pendapat
Kelima, mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik, misalnya terlibat dalam pemilihan umum, kemudian bisa dalam ranah pengabdian kepada masyarakat termasuk advokasi kebijakan
(Ikbal/fajar)