Bangladesh Berlakukan Jam Malam Nasional dan Kerahkan Militer di Tengah Aksi Protes

  • Bagikan
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dalam Sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, AS, Jumat (22/9/2023). ANTARA/HO-UN Photo/aa. (Handout UN Photo)

FAJAR.CO.ID --- Pemerintah Bangladesh memberlakukan jam malam nasional dan mengerahkan pasukan militer pada Jumat (19/7) setelah jumlah korban tewas dalam aksi protes mahasiswa mencapai 75 orang.

Pembatasan ini mulai berlaku pada Jumat tengah malam, dengan pasukan militer diperintahkan untuk mengendalikan situasi yang semakin memanas.

Menurut laporan Anadolu di Dhaka, pada Jumat siang setidaknya 30 orang tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah, menambah jumlah korban tewas menjadi 75 orang dalam tiga hari terakhir. Situasi di Bangladesh masih bergejolak dengan pemerintah memutus komunikasi tanpa internet seluler atau broadband.

Pembatasan jam malam akan berakhir pada pukul 0600 GMT pada Sabtu, memberikan jeda selama dua jam sebelum kembali diberlakukan hingga pukul 0400 GMT pada Minggu. Aturan tersebut akan diterapkan "sesuai kebutuhan" berdasarkan perkembangan situasi.

Di tengah kerusuhan ini, Perdana Menteri Sheikh Hasina terpaksa membatalkan perjalanan resmi ke Spanyol yang dijadwalkan pada Sabtu. Sebagian besar korban tewas dilaporkan di ibu kota Dhaka, yang menjadi pusat demonstrasi. Lebih dari 2.000 orang terluka selama bentrokan di seluruh negeri.

Aksi protes dipicu oleh ketidakpuasan terhadap sistem kuota 56 persen dalam pekerjaan publik di Bangladesh, yang semakin memanas pekan ini. Pemerintah menutup lembaga pendidikan di seluruh wilayah, namun para mahasiswa menolak meninggalkan kampus.

Sekitar 30 persen dari kuota penempatan pekerjaan publik diperuntukkan bagi putra dan cucu para pihak yang berpartisipasi dalam perang pembebasan Bangladesh pada 1971. Pemerintah diperkirakan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung pada Minggu untuk mengurangi jumlah kuota menjadi 20 persen. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan