“Anak saya bilang ada masalah dengan polisi dan dimintai uang Rp 14 juta,” ungkapnya.
Namun, Nasrudin mengaku tidak mengetahui perkembangan lebih lanjut hingga Rizkil memutuskan mengakhiri hidupnya.
“Saya tahunya dia gantung diri setelah pulang berjualan keliling,” katanya.
Rizkil, yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga dan pekerja keras, meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.
“Dia belum menikah dan selalu berjualan es setelah pulang kerja. Dia sangat dihormati di masyarakat,” tambah Nasrudin.
Kematian Rizkil memicu kemarahan warga. Ratusan masyarakat menyerbu Polsek Kayangan pada malam hari, membakar dua kendaraan dinas, merusak pagar, kaca jendela, serta merusak peralatan kantor seperti komputer dan laptop.
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, membenarkan insiden tersebut.
“Saat itu ada 2 kendaraan dinas dibakar, 1 komputer, 1 laptop, pagar Polsek, dan kaca jendela pecah. Dugaan sementara, ini terjadi karena informasi salah yang diterima masyarakat,” kata Agus.
Agus menegaskan bahwa situasi kini sudah kondusif. Polsek Kayangan dijaga ketat oleh anggota Brimob, Sabhara Polda NTB, dan Polres Lombok Utara untuk mencegah insiden serupa. (Muhsin/Fajar)