FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto menyoroti insiden mahasiswa yang menjadi korban kekerasan polisi saat demonstrasi menolak revisi UU TNI.
Gigin menyatakan bahwa sementara mahasiswa bertumbangan di jalanan akibat tindakan aparat, sejumlah aktivis senior dan akademisi justru sibuk mencari dukungan penguasa dengan mendukung revisi UU TNI.
"Sejumlah aktivis senior dan akademisi sibuk mencari muka ke penguasa dengan mendukung revisi UU TNI," ujar Gigin do X @giginpraginanto (21/3/2025).
Gigin menegaskan bahwa protes besar-besaran menentang revisi UU TNI membuktikan bahwa mahasiswa masih menjadi harapan dalam melawan kebusukan penguasa.
"Protes besar menentang revisi UU TNI membuktikan bahwa mahasiswa masih bisa diandalkan untuk melawan kebusukan penguasa," tukasnya.
Ia memuji semangat idealisme, energi, dan keberanian mahasiswa yang berjuang untuk mencegah Indonesia jatuh ke tangan rezim militer.
"Mereka idealis, muda dan berenerji," Gigin menuturkan.
Gigin memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada mahasiswa yang terus berjuang demi masa depan bangsa.
"Hormat setinggi langit untuk mahasiswa yang sedang berjuang untuk mencegah Indonesia jatuh ke tangan rezim militer," tandasnya.
Sebelumnya, aksi demonstrasi menolak pengesahan UU TNI di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, sempat memanas saat polisi berusaha membubarkan massa, Kamis (20/3/2025).
Salah satu momen yang menjadi sorotan publik dan viral di media sosial adalah ketika sekelompok polisi memukuli pengemudi ojek online (ojol) berbaju hitam dengan pentungan di bawah jembatan layang JCC.