Oleh: Desy Selviana
(Pusatkawan)
Lontaraq Bilang merupakan salah satu bentuk manuskrip bersejarah yang berasal dari tradisi literasi Bugis-Makassar. Naskah ini dikenal dalam dua versi bahasa: Bugis dan Makassar, mencerminkan kekayaan budaya tulis masyarakat Sulawesi Selatan pada masa lampau.
Salah satu versi yang paling dikenal adalah Lontaraq Bilang ADD 12350, sebuah catatan harian yang ditulis oleh seorang bangsawan bernama To Marilaleng.
Naskah ini merekam kehidupan sehari-hari istana Bone selama dua periode pemerintahan: La Tenritappu (Raja Bone ke-23) dan putranya La Mappatunru (Raja Bone ke-24). Catatan harian ini dimulai dari Januari 1808 hingga Juli 1813, pada masa pemerintahan yang dikenal sebagai Matinroe ri Rompégading.
Menariknya, tradisi menulis ini tidak hanya berhenti pada satu generasi. Setelah wafatnya La Tenritappu, putranya La Mappatunru tidak hanya mewarisi tahta kerajaan tetapi juga meneruskan kebiasaan mencatat kehidupan kerajaan secara rinci melalui Lontaraq Bilang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya literasi dan dokumentasi dalam sistem pemerintahan tradisional Kerajaan Bone.
Naskah yang ditulis dalam bahasa Bugis dengan aksara Lontaraq ini memuat 43 halaman, berisi berbagai peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun.
Meski terdapat kekosongan catatan pada tahun 1811 hingga 1813, catatan pada bulan Juli dan Agustus 1812 begitu padat dan mencakup berbagai aspek kehidupan: perjalanan kerajaan, pernikahan, kelahiran, kematian, transaksi jual beli, hingga kegiatan ibadah seperti shalat Jumat, puasa Ramadhan, sedekah, dan perayaan hari besar Islam seperti Idul Fitri, Maulid Nabi Muhammad S.A.W., dan Asyura.
Selain mencatat kejadian umum, Lontaraq Bilang juga menyinggung peristiwa pribadi yang dialami oleh penulis, serta peristiwa penting yang berkaitan langsung dengan Kerajaan Bone.
Hal ini menjadikan naskah tersebut sebagai sumber sejarah yang sangat berharga, karena merekam dinamika sosial, politik, dan budaya masyarakat Bugis dari sudut pandang orang dalam istana.
Saat ini, fisik naskah Lontaraq Bilang ADD 12350 menjadi bagian dari koleksi perpustakaan British Library di Inggris.
Lontaraq Bilang bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga simbol kesinambungan budaya literasi yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Bugis-Makassar sejak berabad-abad lalu. (*)