Menteri Pertanian Jepang Mundur Karena Beras, Cerminan Rasa Malu yang Dijunjung Tinggi Turun-temurun

  • Bagikan

Kontroversi tersebut memberikan kemunduran baru bagi Ishiba menjelang pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat musim panas ini.

Sebagai informasi, dukungan publik untuk Kabinetnya anjlok ke level terendah sejak ia menjabat akhir tahun lalu.

Eto adalah anggota Kabinet Ishiba pertama yang meninggalkan jabatannya karena alasan selain kehilangan kursi parlemen dalam pemilihan umum pada Oktober.

Meskipun Ishiba mengizinkannya untuk tetap menjabat awal minggu ini, seruan agar menteri tersebut mengundurkan diri semakin meningkat.

Eto dikenal sebagai salah satu pakar terkemuka kebijakan pertanian di partai yang berkuasa, dan menjabat sebagai menteri pertanian selama satu tahun sejak 2019 di bawah Perdana Menteri saat itu Shinzo Abe.

Mengenal Budaya Malu Jepang

Tindakan maupun keputusan yang dilakukan Taku Eto menggambarkan seberapa besar rasa malu yang dijunjung tinggi oleh Jepang secara turun-temurun.

Budaya malu (dalam bahasa Jepang: 恥ずかしさ, hajizukashisa) adalah salah satu aspek penting dalam masyarakat Jepang, yang mencakup rasa malu karena tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan harapan sosial.

Budaya malu di Jepang merupakan suatu sistem nilai yang sangat kuat yang memengaruhi perilaku sosial dan moral masyarakat.

Dalam budaya itu, sangat menekankan pentingnya kesadaran akan norma dan harapan sosial, serta rasa bertanggung jawab untuk menjaga nama baik dan reputasi.

Ini bukan sekadar perasaan bersalah, melainkan lebih ke kesadaran akan tanggung jawab sosial dan moral, seperti berikut:

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan