Kritik Program Dedi Mulyadi, Nurdin Halid Usulkan Persami Gantikan Barak Militer untuk Anak Nakal

  • Bagikan
Nurdin Halid

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Politikus Partai Golkar, Nurdin Halid menyampaikan penolakan program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait pembinaan anak nakal di Barak Militer.

Ungkapan tersebut disampaikan oleh Nurdin Halid saat menjadi narasumber di salah satu statiun televisi nasional.

Diketahui bahwa program pembinaan yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi sangat berdampak kepada anak dan orang tua.

Tidak hanya itu, program tersebut berhasil memunculkan popularitas terbaru di Jawa Barat.

Adapun tanggapan Nurdin Halid terkait kepopuleran maupun dampak signifikan dari program Gubernur Jawa Barat itu, muncul dengan sudut pandang yang berbeda.

Meski Nurdin Halid mengaku memiliki kedekatan dengan Gubernur Jawa Barat, namun ia tetap memberikan kritikan dan usulannya.

Menurut Nurdin Halid, sejak Dedi Mulyadi menjabat sebagai Gubernur memang semakin populer dengan gagasan hingga program yang dicanangkan.

"Tetapi kemudian, kepemimpinannya yang melahirkan berbagai kebijakan, itu juga menghadirkan polarisasi, hingga diapresiasi karena dianggap pro rakyat, komunikatif di medsos" ujar Nurdin Halid dilansir YouTube, (20/6/2025).

Lebih lanjut, ia memberikan pandangan dari beberapa pihak terkait program yang saat ini sedang berjalan.

"Ada juga yang mengkritisi bahwa kebijakan itu tidak etis yang lemah dalam teori dan berbasis keilmuan, kemudian berpotensi melanggar HAM," terangnya.

Dengan demikian, Nurdin Halid menyebut bahwa perlu dipahami setiap kebijakan yang populis dengan pendekatan yang populis belum tentu bisa menyelesaikan permasalahan secara berkelanjutan.

Selanjutnya terkait penggunaan pilihan kata yang tepat, baginya kaya 'anak nakal' tidak tepat dan dapat menimbulkan stigma yang tidak baik setelah keluar dari 'Barak Militer' sebagai 'alumni anak nakal'.

Selain itu, bagi Nurdin solusi tersebut merupakan sesuatu yang diciptakan untuk memecahkan masalah dalam jangka pendek, dan tidak meyakinkan untuk menciptakan kesadaran kolektif anak dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, perlu solusi dari kementerian pendidikan sebetulnya harus diberi kegiatan ekstrakulikuler dibanding intrakurikuler.

Tidak hanya melontarkan Kritik, Nurdin Halid juga menyampaikan solusi yang menurutnya tepat, dan dapat membantu meminimalisir tingkat perilaku yang kurang baik dari anak-anak.

"Anak-anak kita punya waktu dan kesempatan untuk berbuat sesuatu yang tidak baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat, seperti persami yakni perkemahan Sabtu-Minggu," solusi Nurdin Halid.

"Jadi dengan membuat kegiatan berkemah di desa, kemudian menghadirkan TNI untuk berikan pelatihan yang bisa menciptakan kedisplinan tanpa perlu ke Barak Militer," tutupnya.

(Besse Arma/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan