Menurut Sofian, berdasarkan informasi dari sejumlah profesor, dosen, dan kolega akademik di Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi hanya menyelesaikan jenjang Sarjana Muda (B.Sc.)—yang pada masa itu belum memenuhi syarat akademik untuk gelar S1 penuh.
“Dari empat semester awal, IPK-nya tidak sampai 2. Dalam sistem lama, itu artinya dia tak bisa lanjut ke jenjang sarjana. Jadi, bagaimana mungkin bisa punya ijazah S1?” ungkap Sofian.
Selain itu, tidak ada bukti skripsi Jokowi pernah diuji, baik secara administratif maupun akademik.
Sofian mengaku menanyakan langsung ke beberapa dosen dan profesor, namun tak satu pun mengaku pernah membimbing atau menguji skripsi Jokowi.
“Skripsi yang katanya milik Jokowi tidak ada pengesahan. Tidak ada tanda tangan dosen pembimbing, tidak ada arsip di perpustakaan. Bahkan ada yang bilang itu hasil salinan dari karya Prof. Sunardi,” jelasnya.
(Erfyansyah/fajar)