FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Nama Silfester Matutina terus menjadi bahan perbincangan publik dalam beberapa hari terakhir. Respons pun datang dari berbagai pihak, salah satunya dari Bangun Sutoto, jebolan Fisipol UGM.
Bangun memberikan sindiran dengan gaya satire, membandingkan sosok Silfester Matutina (SM) dengan aktor Hollywood legendaris, Sylvester Stallone (SS).
"Dulu, saat saya kecil, kalau ingat nama Silvester jadi membayangkan sosok Rambo. Kenapa? Karena dibintangi oleh Silvester Stalone. Tapi, SM beda jauh dengan SS,” kata Bangun kepada fajar.co.id, Kamis (7/8/2025).
Dikatakan Bangun, perbedaan keduanya bukan hanya soal latar belakang, tapi juga medan perang yang dihadapi.
“SS dalam film fiksi perang. SM ada di kisah nyata. Di Indonesia pula. Bedanya lagi, SM di perang kata-kata,” sindirnya.
Bangun tak berhenti di situ. Ia menyebut SM termasuk ke dalam kategori “lambe turah” dalam tradisi Jawa.
“Tokoh SM ini kalau dalam literasi bahasa Jawa termasuk tipe si lambe turah. Apa artinya? Bermulut besar, MB,” lanjutnya.
Bangun menuturkan, orang dengan tipe seperti itu senang melontarkan pernyataan sesuka hati, tanpa mempertimbangkan dampaknya ke publik.
"Kata-katanya bisa lebih tajam daripada muntahan peluru senjata otomatis Si Rambo,” jelasnya.
Lebih jauh, Bangun menyinggung bahwa SM bukanlah sosok yang gagah seperti sang bintang laga. Ia menyebut arogansi SM justru menjatuhkan dirinya sendiri.
"Sayangnya, si SM tidak segagah SS. Mungkin saja SM lupa nonton film laga. Dalam film, baik fiksi atau cerita sejarah, kebenaran pasti akan menang. Kejahatan pasti akan kalah dengan sendirinya. SM bertipe sok jagoan. Keangkuhan telah menjatuhkan dirinya dalam kehinaan,” tegasnya.
Sebelumnya, pakar Hukum Tata Negara, Prof. Mahfud MD pun turut terpanggil untuk memberikan pandangannya pada perkara tersebut.
"Banyak yang heran, seorang yang sudah divonis pidana penjara 1,5 tahun sejak tahun 2019 tidak dijebloskan ke penjara sampai sekarang," kata Mahfud di X @mohmahfudmd (5/8/2025).
Dikatakan Mahfud, hal ini cukup disayangkan karena Kejagung sejatinya memiliki Tim Tangkap Buronan (Tabur).
"Tahun 2025 ini saja sudah menangkap banyak orang. Termasuk yang bersembunyi di Papua. Ada apa sih?," sebutnya.
Mahfud kemudian menyinggung Silfester yang pernah mengeklaim dirinya telah berdamai dengan Jusuf Kalla (JK) yang merasa dirugikan dalam perkara tersebut.
"Loh, proses hukum apa yang sudah dijalani? Lagi pula sejak kapan ada vonis pengadilan pidana bisa didamaikan dengan korban?," timpalnya.
"Vonis yang sudah inkracht tak bisa didamaikan. Harus eksekusi," kuncinya. (Muhsin/Fajar)