FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Prof. Henri Subiakto, blak-blakan menyebut bahwa dirinya sedang menanti perang antara Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini diungkapkan Henri usai melihat dinamika politik yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Jokowi sebagai mantan Presiden, masih terus mencuri-curi panggung nasional.
Dikatakan Henri, Jokowi aslinya tidak punya jaringan politik yang lama dan kuat. Adapun ketika menjadi presiden, ia terlihat tangguh karena diback up partai-partai besar.
"Terutama PDIP yang mengusungnya, dan Partai-partai lain yang mendukung pemerintahnya karena kepentingan memperoleh kekuasaan dan jabatan," ujar Henri di X @henrysubiakto (7/8/2025).
Namun berikutnya setelah jadi Presiden dua periode, kata Henri, Jokowi nampak menjadi terlalu percaya diri, melik gendong lali.
"Dia berani melawan tokoh-tokoh politisi lama dan organisasi politik yang sudah mapan demi anak atau dinastinya," sebutnya.
Ia mengaku bahwa awalnya memang bisa efektif dan mencengkeram lawan, karena masih punya kekuasaan dan jaringan di lembaga lembaga negara dan pemerintahan.
"Namun politik itu dinamis dan sangat mudah berubah, apalagi ada kekuatan baru," tukasnya.
Saat ini bukan lagi Jokowi sebagai Presiden, tapi Jabatan tersebut telah diambil alih oleh Prabowo Subianto.
"Sebagai Presiden Ke 8, Prabowo merupakan tokoh yang sudah lama berkiprah dan memiliki jaringan yang kuat dengan elit-elit dan berbagai organisasi yang mapan," imbuhnya.
Menurut Henri, ini menjadi tantangan dan saingan berat saat Jokowi yang sudah tidak lagi jadi Presiden tapi masih memiliki agenda ingin berkuasa bersama keluarga dan pengikutnya.