FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Eks Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal tak terima dengan kesimpulan polisi. Bahwa Diplomat Arya Daru meninggal karena bunuh diri.
“Saya bukan polisi. Saya tidak punya akses ke data-data forensik, tapi saya sulit sekali menerima kesimpulan bahwa Arya Daru meninggal bunuh diri
Dan ini adakah pandangan dari keluarga Arya Daru, dan sebagian besar masyarakat,” kata Dino dikutip dari video yang ia bagikan di akun X pribadinya, Sabtu (9/8/2025).
Menurutnya, ada lima alasan kenapa ia berpikir demikian. Pertama karena cara bunuh dirinya.
“Kenapa saya berpandangan begitu? Pertama karena metode bunuh diri yang dilakukan Arya Daru itu sangat tidak lazim,” ujarnya.
Lazimnya, kata dia, orang bunuh diri itu melakukan cara konvensional yang tidak menyengsarakan dirinya. Sementara Arya Daru menggunakan lakban yang dililit di kepalanya.
“Pertama kali saya mendengar dengan cara lakban, saya mengatakan, tak pernah saya mendengar orang bunuh diri dengan cara lakban. Jadi ini suatu tanda tanya yang besar sekali,” imbuhnya.
Kedua, ia mengungkapkan Arya Daru akan ditempatkan di Finlandia sebagai diplomat. Itu menurutnya satu penempatan idaman bagi diplomat Indonesia.
“Sebagai diplomat, saya paham sekali orang yang mau posting di kuar negeri itu sangat antusias, penuh gairah, dan gelora hidup. Karena dia akan membuka lembaran baru dalam hidupnya, dalam karirnya di luar negeri,” terangnya.
“Jadi, dari sisi psikolog ini tidak cocok sekali dengan psikologi orang yang mengalami depresi yang mau bunuh diri,” sambung Dino.
Kalaupun Arya Daru ada masalah di dalam negeri, menurutnya sebagai diplomat yang mau posting di luar negeri akan merasa melegakan.
“Jadi dari segi teori bunuh diri ini juga tidak masuk akal.”
Ketiga, ia mengungkapkan orang yang mau bunuh diri apalagi yang dekat dengan istri dan anak-anaknya pasti akan meninggalkan pesan pribadi bagu keluarganya. Tidak mungkin pergi begitu saja, apalagi kalau mencintai keluarganya.
“Dan dalam hal ini, tidak ada satupun pesan kematian yang ditinggalkan Arya Daru,” ucapnya.
Keempat, ada HP yang hilang dan tidak ditemukan sampai sekarang yang meninggalkan tanda tanya besar. Padahal, kalau ada orang mau bunuh diri biasanya tidak melepas HP nya. Karena dia mungkin akan mengecek seluruh hal-hal yang ada di dalam HP itu.
“Dia juga mungkin akan melakukan komunikasi terakhir melalui HP itu. Dan juga mungkin melakukan komunikasi terakhir,” ujarnya
Kelima, sidik jari orang lain tidak ditemukan, hp juga tidak ditemukan, dan juga CCTV rekamannya tidak penuh lengkap. Itu menurutnya menimbulkan kesan bahwa kematian itu merupakan pembunuhan yang direncanakan secara rapi.
“Demikian pandangan saya. Saya mohon kasus ini tidak ditutup, dibuka secara total. San polisi terus mencari bukti-bukti atau temuan baru. Sehingga bisa secara akurat menjelaskan kematian Arya Daru dalam situasi yang sangat janggal ini,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)