Catatan Penelitian IYL (2): Menjadi Siswa Dadakan di Finlandia

  • Bagikan
Lanjutan penelitian disertasi doktor Ichsan Yasin Limpo di Finlandia. (Foto: IST/FAJAR.co.id)

Hari ketiga di Finlandia, saya melanjutkan studi komparasi tentang pendidikan. Kali ini, berkesempatan mengunjungi dua sekolah, yakni di Elmentry School (tingkat dasar). Satunya sekolah setingkat SMA yang tergolong tertua di negara ini, karena bangunannya berdiri sejak 118 tahun lalu.

================== Oleh: Ichsan Yasin Limpo ==================

SAMBUTAN hangat sangat terasa saat mengunjungi dua sekolah ini. Mulai kepala sekolah, para guru, dan siswa begitu ramah melayani kami. Keakraban sungguh terjalin. Begitu pun mereka sangat antusias menjelaskan dan bertukar informasi tentang sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah. Bukan hanya itu, untuk menggali lebih banyak proses belajar-mengajar di dalam kelas, saya menjadi “siswa” dadakan. Bersama para siswa, saya mendengarkan dan melihat langsung bagaimana interaksi antara guru dan siswa, maupun kenyamanan belajar dalam kelas. Dari kelas ke kelas, saya menikmati pengalaman berharga ini. Di kelas Matematika, kelas Biologi, kelas Kimia, kelas Keterampilan, serta di kelas Cooking, saya mendapat banyak referensi tentang pendidikan berkualitas. Termasuk penjelasan langsung kepala sekolah dan guru yang menerima kami penuh keakaraban. [caption id="attachment_249575" align="aligncenter" width="300"] Lanjutan penelitian disertasi doktor Ichsan Yasin Limpo di Finlandia. (Foto: IST/FAJAR.co.id)[/caption] Studi komprasi di hari ketiga ini semakin melengkapi penelitian sehari sebelumnya. Untuk kali ini, saya mendapat banyak gambaran tentang tenaga pendidik. Kalau sebelumnya, sudah menulis secara umum jika guru juga punya ujian setiap tahun di tingkat sekolah, maka secara detail saya dapatkan berbagai tambahan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan