
Catatan Penelitian IYL (2): Menjadi Siswa Dadakan di Finlandia

Diantaranya, kepala sekolah di Finlandia, minimal pendidikannya S2, dan dinyatakan lulus kualifikasi khusus, serta tes kepemimpinan. Begitu juga para guru harus punya pendidikan kualifikasi magister yang diawasi langsung oleh kepala sekolah.
Bukan hanya itu, faktor keberhasilan pendidikan yang terletak di tangan guru memang benar-benar diperhatikan pemerintah. Sebab, selain kualifikasi pengajar minimal S2, juga materi-materi pelajaran sudah disediakan, serta terjalinnya kekompakan antar guru dalam mentransfer pengetahuan yang dimiliki sesuai spesifikasinya.
Di samping itu, meski ada kurikulum nasional, tetapi pihak sekolah bisa melakukan kreasi tersendiri dengan tetap berpedoman pada kurikulum nasional. Tak kalah penting yang membuat pendidikan Finlandia sangat berbeda, yakni jika ada siswa yang berkebutuhan khusus maka pihak sekolah menyediakan guru yang bisa melakukan penanganan khusus. Dan lagi-lagi, guru yang ditunjuk punya kualifikasi pendidikan magister.
Dari sudut pandang siswa, guru betul-betul membantu interaksi. Siswa begitu nyaman menyerap pengetahuan. Apalagi, hubungan guru dan siswa sangat bersahabat. Saling menempatkan diri antara anak dan orang tua, maupun sekali-kali memposisikan sebagai teman di ruangan, maupun di luar kelas. Di tambah lagi, siswa tidak terbebani dengan pungutan-pungutan, karena semua ditanggung pemerintah.
[caption id="attachment_249574" align="aligncenter" width="300"]
Lanjutan penelitian disertasi doktor Ichsan Yasin Limpo di Finlandia. (Foto: IST/FAJAR.co.id)[/caption]
