Cerita Yogi, Bocah Delapan Tahun yang Pilih Masuk Islam dan Ingin Jadi Ustad

Keinginan Yogi ingin memeluk Islam juga terlihat ketika mulai aktif belajar di kelas 1 SD. Pada saat pelajaran agama, setiap siswa dipisahkan antara agama Islam dan non muslim. “Saat itu Yogi hendak diajak masuk kelas agama non muslim. Namun Yogi meronta dan menangis ngotot tetap mau belajar pada kelas agama Islam,” tuturnya.
Mariana mengaku, melihat sikap anaknya itu membuat dirinya mulai luluh. Bahkan dia sempat meneteskan air mata ketika Yogi mulai duduk di bangku kelas 2 SD. “Yogi meminta saya untuk mengislamkannya dengan alasan supaya bisa belajar mengaji dan mengatakan supaya ketika meninggal tidak kemana-mana. Saya meneteskan air mata saat itu,” ungkapnya.
Mulai dari situlah, Mariana menceritakan apa yang diinginkan Yogi kepada gurunya. Dia meminta guru anaknya itu membawa Yogi ketika ada sunatan massal. Akhirnya Yogi dikhitan. “Ibu guru Yogi nanya, apakah saya sudah ikhlas anak saya memeluk Islam,” kata Mariana.
Dia bersama suaminya Tedy mendiskusikan hal tersebut. Kemudian suaminya setuju kalau Yogi masuk Islam. “Saya ikhlas anak saya memeluk agama Islam, meskipun saya dan suami masih berstatus non muslim. Kami sudah banyak membelikan Yogi baju muslim dan ada juga bantuan dari orang yang peduli sama Yogi,” tutur Mariana. Dia mengaku sudah lama menghargai keinginan anaknya yang ingin masuk Islam, dengan menjaga makanan dan minuman Yogi agar selalu halal. “Yogi pernah saya bawa pulang kampung ke hulu Desa Serengkah Tumbang Titi, di sana Yogi lebih memilih makan mie instan,” ucapnya.