Tentang Cakka, Bupati yang Biasa Tidur Beralaskan Sarung

Yang jadi pertanyaan bagi saya adalah seperti apa perasaan dan fisik orang nomor wahid di Kabupaten Luwu itu. Menjajaki pelosok negeri dengan mengendarai motor sendiri. Tak ada pelayanan khusus dan lebih. Tanpa protokoler. Mengalir begitu saja sesuai permintaan rakyat.
Ketika hujan, kebasahan dan kedinginan. Ketiga terik, kepanasan. Ketika jalan berlumpur, jangan coba di belakang atau sampingnya, pasti Anda akan kotor. Sebab, salah satu keusilan dan cara beliau menghibur rombongan adalah berpura menunggu rombongan dan jika sudah dekat maka menancap gas motornya sehingga otomatis lumpur berhempasan dan mengotori siapa saja di dekat beliau.
Di tempat tujuan terkadang harus tidur beralaskan sarung. Sekaligus sebagai penghangat tubuh. Saat jamuan makan, semua berbaur tak sekat. Sungguh berat pengabdian yang diberikan kepada rakyat. Jika belakangan ini banyak bermunculan berita pejabat merasakan goyangan menuju pelosok negeri, maka itu hanyalah cerita yang dibuat-buat. Sebab, jika melihat style parlente dengan baju kain rapih berpadukan sepatu pentopel, bahkan ada dengan pasilitas helikopter, maka saya yakin bahwa mereka tidak mampu melakoni apa yang dilakukan.
Bupati Luwu dua periode dan kini bakal calon wakil gubernur Sulsel tersebut. Hampir sepuluh tahun suasana itu menjadi pewarna masa pengabdiannya untuk negeri. Sudah saatnya pemilik nama lengkap Ir Andi Mudzakkar MH tersebut naik tahta lebih tinggi di tingkat provinsi. Demi melanjutkan pembangunan untuk yang lebih mandiri, berdaya saing, tentunya lebih macakka. (rls/bersambung)