Meneliti Groin Permeable di Pesisir Pantai, Bisa Kendalikan Sedimen tanpa Erosi

Alumnus Doktoral UGM ini juga menyebut penggunaan tiang groin permeable untuk pengendalian arus menyusur pantai (longshsore current) sangat bagus jika dibandingkan sistem tanggul. Di mana sistem tanggal akan terjadi perpindahan material yang hanyut akibat hempasan gelombang. Sehingga akan mengubah struktur bibir pantai dan juga terjadi pendangkalan.
Sistem tiang groin permeabel arus laut tetap bisa lewat, tetapi kekuatannya menjadi lemah. Alhasil pengangkutan sedimen ikut berkurang. Hal itu juga tidak mengakibatkan perubahan bentuk bibir pantai. "Perubahan bibir pantai bisa mengakibatkan perubahan ekosistem. Tetapi, catatanya ini hanya terjadi di pantai yang tidak ada bakaunya," ungkapnya.
Perempuan kelahiran Ujung Pandang 28 April 1978 ini menegaskan, dari hasil pengamatannya kejadian pengikisan pantai akibat alus susur pantai belum terlalu muncul di Sulsel. Baru pantai di Parepare sudah ada tanda-tanda. Di mana daerah bibir pantai ada pertumbuhan daratan pantai. "Artinya jika yang tumbuh bibir pantainya, ada juga yang kurang. Karena yang menyebabkan itu adalah transfer sedimen dari daratan, bukan dari laut," ucapnya.
Ibu tiga anak ini juga menabahkan untuk membangun tiang groin permeabel bukan hanya sekadar dibuat, tetapi ada syarat dan perhitungan yang matang. Seperti, luas cakupan arus susur pantai, kekuatan arus, besar tiang hingga kerapatan tiang.
Sebagai contoh jika luar cakupan arus sejajar pantai 100 meter, panjang titik tiang groin juga harus 100 meter pula. Jarak antara tiang juga sangat mempengaruhi. Untuk mengurangi kekuatan arus hingga 50 persen, kerapatan tiang juga harus tepat. Contohnya jika menggunakan tiang beton dengan ukuran 40 x 40 senti meter, jarak antar tiangnya itu 80 senti meter yang disusun hingga batas arus susur pantai.