Suara Serak Ustaz Arifin Ilham Berawal dari Gigitan Ular

Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin Ilham pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei 1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober 1973.
Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.
Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, Arifin Ilham itu babal. Arifin Ilham baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin Ilham yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.
Dalam biografi Ustaz Arifin Ilham diketahui bahwa di SD Muhammadiyah, Arifin Ilham hanya sampai kelas 3, karena berkelahi melawan teman sekelasnya. Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang berbadan cukup besar.
Arifin Ilham kalah berkelahi karena lawannya jagoan karate. Wajahnya babak belur dan bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya Arifin Ilham kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.
Rumah tempat tinggal orang tua Arifin Ilham terletak di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, Kota Banjarmasin, tepat di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda Arifin Ilham. Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya sering kali bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang-kadang sampai dua-tiga bulan.
Ayah Arifin Ilham mengakui bahwa ia tidak banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga akhirnya yang banyak berperan mendidik Arifin Ilham adalah istri dan ibu mertuanya.