FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Usia sebetulnya bukan penghalang bagi seseorang untuk bertema. Namun menjelang usia paruh baya, biasanya semakin sulit bagi seseorang untuk berkumpul bersama teman-temannya, baik laki-laki atau perempuan. Ada banyak faktor yang menghalangi hal itu.
Menjelang usia paruh baya terkadang ada rasa ketakutan atau tak percaya diri karena usia tak lagi muda. Padahal, setiap orang butuh secara psikologis untuk tetap bahagia dengan bersosialisasi. Dilansir dari Life Hack, Minggu (15/12), ada beberapa alasan mengapa menjelang usia paruh baya sulit berteman di dalam genk atau kelompok.
Sibuk dengan Keluarga
Mungkin alasan utama mengapa sulit untuk berteman setelah usia 40-an adalah karena pada saat itu dalam kehidupan sudah punya komitmen lain. Orang-orang di usia 40-an biasanya memiliki anak yang lebih tua (yaitu remaja) dan anak-anak itu cenderung membutuhkan banyak waktu. Jadi, daripada terlibat bersosialisasi lebih baik mengurus anak.
Solusinya : Salah satu cara untuk mengatasi rintangan ini adalah dengan memberi kelonggaran pada anggota grup dengan keluarganya. Kelompok genk barangkali membebaskan orang tua dengan anak remaja membawa anak-anak mereka saat berkumpul.
Perubahan Lingkaran Sosial Setelah Usia 30an
Penelitian telah menunjukkan bahwa, ketika orang mencapai usia 30-an, mereka mulai menghargai persahabatan berkualitas daripada kuantitas. Begitu lingkaran sosial mereka berkurang, orang-orang lebih puas dengan persahabatan yang jumlahnya lebih sedikit.
Solusinya :
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan bergabung dalam klub atau kegiatan yang sesuai dengan kepribadian dan minat. Temukan alasan untuk berkumpul bersama banyak orang dan berteman lebih berkualitas.
Tingkat Individualisme Lebih Tinggi
Penelitian kuantitatif yang ada menunjukkan bahwa orang menjadi semakin individualistis, materialistis, dan narsis. Generasi milenial lebih mendominasi dan membuat genk lebih tua tersingkir.
Solusinya :
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menemukan rasa individualisme sendiri. Kenali diri. Belajarlah untuk bahagia menjadi diri sendiri di dalam interaksi sosial.
Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
Jika melihat jejarimg online, ada banyak blog untuk membantu orang lain menemukan hubungan pertemanan. Salah satu sumber terbaik untuk berteman adalah menghubungi sahabat lama.
Solusinya : kontak kembali sahabat lama lewat media sosial. Siapa tahu kelompok yang lama sudah pernah dibentuk bisa kembali bernostalgia.
Butuh Kesamaan Visi
Ketika masih kecil, seseorang jauh lebih mudah untuk berteman. Anda cenderung tertarik pada siapa pun yang memiliki kesamaan. Jika suka bermain sepak bola, sebagian besar teman Anda mungkin juga suka sepak bola.
Sekarang setelah lebih tua, Anda menyadari bahwa kompatibilitas penting dalam semua jenis hubungan sosial. Hal itu sulit membuat Anda bersosialisasi.
Solusinya :
Carilah teman dengan kesamaan ide atau hobi. Sehingga di usia 40an bisa tetap bahagia dan produktif.
Ingin Menjauh dari Konflik
Usia semakin tua biasanya malas mencari masalah. Maka me gbindari berteman untuk menghindari konflik.
Saat Anda bergaul dengan orang yang tepat, Anda dapat berbagi keheningan dengan nyaman.
Solusinya :
Pilihlah teman yang tidak berisiko menimbulkan konflik. Hindari teman yang tidak satu paham dengan Anda.
Usia 40an Lebih Teratur

Menurut psikolog, orang tidak banyak berubah melebihi usia 30-an. Dan sikap akan semakin dewasa saat usia 40-an. Maka teman yang dekat pun tidak banyak.
Solusinya :
Mulailah dengan membuat perubahan kecil dalam hidup. Biarkan pikiran Anda terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan koneksi baru dan raih peluang itu.
Prioritas Pengeluaran
Seseorang usia 40an lebih mengutamakan pengeluarannya pada biaya hidup keluarga, khususnya anak. Namun itu juga tak berarti Anda tak bersosialisasi.
Solusinya :
Belajar membuat anggaran. Sesekali tak apa-apa minum kopi bersama teman agar tak suntuk atau stres.