Namun, evakuasi memerlukan persiapan yang matang. Sebab, lokasi puing-puing helikopter itu ada di perbukitan dengan tebing yang sangat curam. Bahkan, dengan tingkat kemiringan hampir 90 derajat. Dibutuhkan tim yang andal untuk proses evakuasi.
Herman menegaskan bahwa pihaknya tetap punya tanggung jawab untuk mengevakuasi seluruh prajurit TNI yang menjadi korban. Dalam catatan Jawa Pos, jumlah prajurit TNI yang ikut dalam penerbangan terakhir helikopter tersebut sebanyak 12 orang. Tujuh orang berasal dari Puspenerbad dan lima lainnya dari Satgas Yonif 725/Woroagi.
Lima orang tersebut merupakan prajurit TNI yang bertugas menjaga daerah perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
”Heli dinyatakan lost contact ketika terbang dari Oksibil menuju Jayapura sesaat setelah melaksanakan dropping logistik bagi pos TNI di Kabupaten Pegunungan Bintang,” kata Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Dax Sianturi. ”Kuat dugaan bahwa heli tersebut menabrak dinding tebing saat cuaca berkabut tebal,” imbuhnya dilansir dari Cenderawasih Pos (grup fajar.co.id). (jpc/fajar)