Covid-19: Telaah Kesigapan & Kesiapan Negara

  • Bagikan

Oleh: Busri

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar

 “Di rumah aja, jauhi berkumpul dengan banyak orang dan bepergian ke luar rumah!”,​ social distancing, dilema lockdown, hingga resesi perekonomian. Beberapa isu tersebut tengah menjadi perbincangan hangat yang berseliweran saat ini, mulai dari obrolan santai di sudut-sudut pemukiman, hingga platform daring yang menghiasi kanal komunikasi kita seperti di Whatsapp grup, Facebook dan Instagram. Bila ditarik benang merahnya, isu serta kontemplasi kebijakan publik tersebut mengakar dari fenomena global yang berhasil memberikan goncangan di berbagai sektor kehidupan manusia sejak akhir 2019 lalu, yaitu pandemik ​Coronavirus, ​ atau yang lebih dikenal dengan penamaan medisnya COVID-19. Sebagai virus yang sudah menyandang status resmi pandemik dari WHO, asal-usulnya masih menimbulkan perdebatan diantara para pakar kesehatan. Satu hal yang pasti, publik global mengetahui bahwa virus tersebut pertama beredar di dataran negeri Cina tepatnya di daerah Wuhan. Setelah memberikan guncangan sosial hingga resesi perekonomian bagi negara tirai bambu tersebut, COVID-19 perlahan merambah melampaui perbatasan negara dalam kurun waktu singkat. Hingga tulisan ini dibuat --- virus tersebut telah menginfeksi hamir 1,3 juta penduduk di dunia dengan 70.599 kematian dan 272.074 orang sembuh. Dari total kasus, sebanyak 337.392 kasus  terdapat di Amerika Serikat. (Worldometers, 2020)

Lantas, Indonesia adalah salah satu negara yang (akhir-akhir ini) terdampak dari           kekisruhan multi-sektoral yang dihasilkan dari wabah COVID-19 tersebut. Dilansir dari Worldometers, total kasus infeksi COVID-19 di Indonesia telah mencapai 2.491 kasus, 209 diantaranya berujung pada kematian dan 192 orang berhasil sembuh (Worldometers, 2020). Hal ini membuat Indonesia menduduki peringkat teratas sebagai negara Asia Tenggara dengan jumlah kematian terbanyak akibat pandemik COVID-19 tersebut. Lebih lanjut, peningkatan persebaran infeksi di Indonesia juga menggambarkan kurva yang cukup curam secara eksponensial. Bila dikonversi ke dalam bentuk angka, Indonesia mencatat sejumlah 963 kasus baru dalam kurun waktu 1 April 2020 hingga sekarang. (Worldometers, 2020). Tentunya hal ini memproyeksikan peningkatan kasus dalam jumlah lebih besar di kemudian hari. Sudah barang tentu negara mempersiapkan segala upaya mitigasi untuk menghadapi --- serta sebisa mungkin meminimalisir --- potensi persebaran infeksi yang akan datang sebagai gelombang besar yang diprediksi akan berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan kedepan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan