FAJAR.CO.ID-- Jepang tengah meneliti lebih jauh efektivitas obat antivirus untuk melawan Covid-19. Ada beberapa jenis obat yang menjadi kandidat yaitu Avigan, Camostat, dan Remdesivir.
Dilansir dari AsiaOne, Rabu (13/5) Avigan selama ini telah digaungkan oleh Jepang sebagai salah satu obat melawan Covid-19. Tapi itu bukan satu-satunya.
Obat lainnya yakni Camostat, adalah obat pankreatitis yang sudah dikenal selama 35 tahun. Obat ini dibuat oleh Ono Pharmaceutical Co yang berbasis di Osaka, telah menarik minat para ilmuwan di Jepang dan luar negeri.
Lalu obat lainnya adalah Remdesivir. Remdesivir telah menunjukkan harapan dalam mengurangi waktu pemulihan pasien yang dirawat di rumah sakit. Pencarian obat terus dilakukan untuk opsi pengobatan tambahan.
Ketertarikan terhadap Avigan melonjak pada Maret setelah seorang pejabat Tiongkok mengatakan bahwa obat tersebut membantu pasien pulih dari Covid-19. Obat ini sekarang menjadi subjek dari 14 uji klinis.
PM Jepang Shinzo Abe menyerukan agar Avigan disetujui untuk digunakan pada akhir bulan ini jika uji coba ini efektif. Ia pun telah berjanji untuk memberikan pasokan obat gratis dan ada sekitar 43 negara membuat permintaan resmi. Namun Avigan adalah obat keras yang tak boleh sembarangan diminum.
Avigan, yang secara umum dikenal sebagai favipiravir, dikembangkan pada akhir 1990-an oleh sebuah perusahaan yang kemudian dibeli oleh Fujifilm. Obat ini bekerja dengan cara memutus mekanisme reproduksi virus RNA tertentu seperti influenza.
Avigan dapat diminum sebagai pil, yang membuatnya lebih mudah diakses daripada remdesivir Gilead, yang saat ini diberikan hanya sebagai infus intravena. Tetapi Avigan punya efek samping pada sel janin.
Sedangkan obat Camostat adalah protease inhibitor yang telah digunakan terutama untuk mengobati pankreatitis dan beberapa jenis kanker. Tetapi uji laboratorium dan hewan sebelumnya terhadap Sars-CoV-1 menunjukkan obat ini memiliki fungsi antivirus.
Bahkan Camostat dikatakan dapat diberikan dalam dosis yang cukup tinggi sesuai dengan konsentrasi yang efektif di laboratorium. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Cell pada Maret menemukan bahwa Camostat memblokir enzim yang penting untuk masuknya virus Korona ke dalam paru-paru.
Salah satunya adalah seorang profesor di Yale School of Medicine, dr. Joseph Vinetz, siap untuk meluncurkan uji klinis Camostat. “Obat ini punya rekam jejak 35 tahun, jadi obat yang sangat aman,” katanya.
“Saya bilang kita harus mencobanya. Saya seorang dokter dan kita jangan putus asa untuk apa pun yang bisa kita berikan kepada orang lain,” tegas dr. Joseph Vinetz.
Dr Vinetz masih berusaha mengumpulkan dana untuk uji klinis. Percobaan lain yang sedang dilakukan di University of Kentucky sedang menguji apakah Camostat dapat menghambat jalur yang dipilih virus ke dalam sel manusia.
“Saya 100 persen yakin bahwa kita perlu memulai uji coba ini sebulan yang lalu,” paparnya. (jpc)