“Ada sekitar 500 orang ditangkap termasuk anarko yang ada di wilayah. Harusnya mereka belajar, bukan malah ikut aksi,” katanya.
Ia melanjutkan, penangkapan oleh sejumlah massa karena aksi tersebut berakhir rusuh. Tepatya di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha akibat adanya massa aksi yang anarkis dan didominasi oleh remaja.
Padahal, massa dari rombongan Anak NKRI dan Front Pembela Islam (FPI) yang berjumlah 4.000 orang telah membubarkan diri dengan tertib. Tetapi, malah ada massa aksi anarkis yang melempari batu ke arah petugas keamanan.
“Anak-anak anarko, ada sekira enam ratusan. Mereka berupaya memprovokasi. Awalnya kami bertahan agar tidak terpancing, namun mereka melemparkan benda-benda keras maka kemudian dalam kondisi itu, kami lakukan pendorongan dan penangkapan,” bebernya.
Anak-anak remaja yang disebut kelompok anarko tersebut selanjutnya dibawa ke Monas dan diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut di bawah penanganan Polda Metro Jaya. (khf/fin)