FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Tata Jeneeta tengah diselimuti rasa gundah setelah ia disebut hamil di luar nikah oleh sebagian publik di jagat maya. Tata diketahui saat ini tengah hamil muda, setelah baru beberapa waktu dinikahi mantan suami siri terpidana korupsi Angelina Sondakh, Raden Brotoseno.
Merasa terganggu dengan tudingan miring tersebut, mantan personel Dewi Dewi itu akhirnya mengklarifikasi bahwa hal tersebut tidak benar adanya. Tata mengungkap dengan gambalang di Instagram Story miliknya @tatajaneetaofficial, Rabu (25/11/2020).
Ia mengaku menjadi korban fitnah sejumlah orang. Secara runut Tata menceritakan bahwa dirinya menikah pada 9 Oktober. Sepekan kemudiam ia pun berinisiatif konsultasi masa subur dengan dokter kandungan. Saat itu Tata ditemani sahabatnya Opie Youfi.
Ia tegaskan saat kali pertama ia ke dokter kandungan, dirinya belum hamil. Pada 18 November ia kembali ke dokter kandungan, disaat itu Tata dinyatakan hamil.
"Alhamdulillah Allah sudah mengabulkan doa kami berdua yang memang mendambakan kehadiran baby pelengkap kebahagiaan kami, dear ibu-ibu daripada merusak hati kalian yang suudzon mending doain saya n baby nya ya supaya doa baik nya kembali kepada yang mengucapkannya," papar Tata.
Tata juga memperlihatkan bukti percakapannya dengan sang dokter kandungan untuk membuktikan ucapannya. Ia juga meminta publik tidak berpikir negatif dan berhenti menebar berita bohong yang tak berdasar.
"Alhamdulillah.. stop suudzon dan fitnah ya kalian nanti jadi dosa bu.. dan doa saya untuk semua ibu-ibu pejuang garis dua yang sedang berjuang untuk hamil semoga segera Allah berikan rezeki baby nya ya.. Aamiin ya rabb," tutur Tata.
Diketahui, Tata dan Brotoseno menggelar resepsi pernikahan dengan adat khas Jawa pada 11 November 2020. Suami Tata Janeeta, Raden Brotoseno, sebelumnya dikenal sebagai seorang polisi yang bertugas sebagai Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Broto, demikian ia biasa disapa, juga pernah menikah siri dengan terpidana korupsi Angelina Sondakh. Brotoseno juga pernah divonis 5 tahun bui pada November 2016 lalu atas kasus suap cetak sawah. Broto mendekam di Lapas Kelas I Cipinang. Pada akhirnya ia dikenakan bebas bersyarat sejak 15 Februari 2020. (endra/fajar)