FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengharapkan transaksi menggunakan uang tunai atau cash tidak dipakai lagi di masa yang akan datang.
Hal itu setelah Bank Indonesia (BI) membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sebagai bentuk pengelolaan uang yang efektif dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Olehnya apa yang menjadi gagasan oleh BI adalah suatu hal yang sangat penting. Itu harapan kami pula. Kita harapkan ke depan tidak ada lgi uang cash. Semua secara digital," ujar Rudy saat ditemui di Hotel Claro, Selasa (1/12/2020).
Menurut Rudy, digitalisi pembayaran merupakan satu aspek yang dibutuhkan Kota Makassar sebagai Kota metropolitan. Di mana transasksinya dituntut untuk lebih cepat untuk mendukung program investasi.
"Menghadapi era pasar global apalagi Makassar ini salah satu kota metropolitan yang ingin kita dorong menjadi kota pariwiaata dan investasi. Mau tidak mau kita harus mengarah pada digitalisasi," ucapnya.
Bukan hanya wilayah transaksi, Rudy berharap sistem pelayanan publik di Kota Makassar mengandalkan sistem digital. Sehingga masyarakat bisa cepat dan efisien dalam mengurus tanpa proses yang berbelit.
"Tentu tim percepatan ini bisa merumuskan suatu gagasan-gagasan, ide-ide, inovasi bagaimana mengantar Makassar secara bertahap tetapi sistematis menuju sistem digitalisasi. Termasuk sistem pelayanan, perpajakan, pembayaran, dan termasuk sistem administrasi pemerintahan," tandasnya.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah berharap, ke depan, seluruh kabupaten dan kota di Sulsel menerapkan digitalisasi tranformasi keuangan.
“Bukan hanya lima daerah,” jelas Bupati Bantaeng Periode 2008 – 2018 ini dalam sambutan pada acara Pengukuhan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi (TP2DD) Kabupaten dan Kota se Sulsel. (ikbal/fajar)