Jokowi Dibuat Penasaran dengan Kopi Ini, Tiga Kali Pesan Saat Berkunjung ke Banda Aceh

  • Bagikan
MENARIK: Barista menyiapkan kopi solong pesanan pelanggan. Kain penyaring menjadi alat penting yang tidak boleh sembarangan diletakkan. (Hendra Eka/Jawa Pos)

Apa resep Nawawi mempertahankan bisnisnya? Jawabannya adalah kualitas. Kualitas yang terjaga adalah kunci bisnis yang sukses. Terkait dengan bahan baku, Nawawi tidak mau kompromi. Semuanya dia ambil langsung dari Gayo. Untuk menjamin kualitasnya, Nawawi hanya membeli biji kopi grade 1 atau level yang terbaik.

Setelah itu, Nawawi memperlakukan biji-biji kopi tersebut dengan baik. Mulai proses jemur, sortir, goreng/sangrai dengan bara api kecil, hingga giling.

Untuk meraciknya, Kopi Solong masih menggunakan metode tradisional. Caranya adalah meletakkan bubuk kopi pada saringan kain tipis. Selanjutnya, dengan tambahan air panas, hasil perahan bubuk kopi itu dipindah-pindahkan dari satu wadah ke wadah lain. Dengan begitu, ampas kopi yang tertinggal di dalam gelas sangat sedikit. Namun, kekuatan kopi Gayo tetap tidak hilang.

Kini Kopi Solong memiliki total tujuh kedai. Semuanya laris manis. ”Saya dua (kedai, Red). Adik saya tiga, adik saya lagi dua. Semua di Banda Aceh. Pengin buka di luar kota, tapi saya sudah nggak kuat lagi,” terang Nawawi.

Tahun ini usia Nawawi mencapai 63 tahun. Dia pun sudah memikirkan regenerasi alias penerus bisnis. Rencananya, anak sulung yang meneruskan usaha Kopi Solong. ”Anak saya dua dokter spesialis, yang ketiga dokter umum. Nanti yang paling tua meneruskan,” tandasnya. (jawapos)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan