Dosen IPB: Swasembada 2017 dan 2019, Bukan 36 Tahun Lalu

  • Bagikan
Eks Dekan Institut Pertanian Bogor (IPB) Sam Herodian

Disektor komoditas jagung, upaya pencapaian swasembada jagung dilakukan Kementan melalui Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi jagung dengan penanaman di lahan kering, integrasi jagung di lahan sawit dan lainnya. Selain itu dilakukan penanganan pasca panen serta membangun kemitraan antara petani dengan Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT).

Tidak mengherankan karena kerja keras ini, di sektor produksi jagung, mampu membalikkan kondisi dari Indonesia sebagai negara pengimpor jagung menjadi negara pengekspor jagung hanya dalam kurun waktu 3 tahun.

Pencapaian kerja tersebut kemudian menuai kekaguman dunia internasional Termasuk FAO (Kundhafi Kadiresan) terhadap pembangunan pertanian Indonesia dan sangat mengapresiasi hasil kerja Kementerian Pertanian (Kementan) sinergi TNI, Penyuluh, Petani, dan seluruh pihak terkait.

Negara-negara anggota Food and Agriculture (FAO) atau Badan Pangan Internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dibuat terpukau oleh progresifnya laju pembangunan pertanian Indonesia.

Bahkan menurut Rektor IPB Arif Satria, gaya kerja yang radikal dari Amran , menjadikan pertanian Indonesia sangat dinamis dengan lompatan-lompatan positif.

Keberpihakan Pada Petani

Kebijakan pro petani yang dijalankan dia selama masa lima tahun kepemimpinannya di Kementan juga mendapatkan pujian khusus dari salah satu tokoh tani nasional yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang waktu itu dijabat almarhum Winarno Tohir.

“Sejak awal Pak Amran menjadi Mentan, saya sudah prediksi Kementan pasti berubah. Saya hanya melihat beliau sebagai sosok yang memiliki tekad dan keinginan keras, serta sangat memerhatikan kepentingan petani,” sebut Winarno saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Persiapan Pekan Nasional Petani Nelayan XVI Tahun 2020 lalu.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan