"Kemungkinan ada virus tertentu yang menyebabkan. Ada faktor lain, kita masih belum tahu, dokter juga belum tahu bagaimana mekanismenya, tapi itu yang dicurigai kemungkinan karena ada virus tertentu," sambung Gemini.
Sementara itu dengan ditangguhkannya tiga jenis obat ini, tidak akan memengaruhi stok obat yang ada di Sulsel. Masih banyak produk lain yang bisa menkover hal ini.
"Saya kira tidak terlalu berpengaruh karena ada produk sirop yang serupa efeknya. Parasetamol ini banyak stoknya, karena istilah apotek itu produk mitu. Artinya siapa saja bisa buat, karena sudah bebas, lepas patennya, sudah obat lama, dan range keamanannya cukup besar, dan sangat aman," katanya.
IAI juga telah menjalankan fungsi pengawasan terhadap seluruh apotek di Sulsel. Dia meminta agar apotek senantiasa melaksanakan kegiatan kefarmasian dengan penuh tanggung jawab.
Apoteker juga harus senantiasa standby berjaga di tengah tensi isu gagal ginjal akut di Indonesia. "Memberikan informasi obat, sosialisasi. Nah, ini apoteker yang sudah memilih hidupnya untuk jadi apoteker penanggung jawab di apotek," terangnya.
Apoteker juga harus betah karena ini menjadi tanggung jawab mereka untuk menjaga masyarakat tetap aman. Apotek dibuka karena izinnya diberikan kepada apoteker, bukan karena alasan lain.
Masyarakat juga diimbau agar mendapatkan obat di tempat-tempat yang benar, yaitu di apotek. Apalagi di tempat-tempat yang sulit dimintai tanggung jawab seperti daring.
"Minta informasi obat kepada apoteker ini yang kita harapkan, jangan beli di online, atau di toko kelontong, tetapi di apotek," tandasnya. (an/zuk-dir/fajar)