PM Selandia Baru Mundur saat Dunia Mengagumi, Ini Dua Sosok Calon Penggantinya

  • Bagikan
Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Hotel Kimpton Maa-Lai, Bangkok, Jumat (18/11). (dok JawaPos.com)

FAJAR.CO.ID, WELLINGTON– ’’Ini adalah keputusan saya sendiri.’’ Kalimat itu diucapkan Jacinda Ardern dalam konferensi pers yang mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Perdana Menteri Selandia Baru, kemarin (19/1).

Keputusan tersebut tentu mengejutkan. Partai Buruh yang mengusung Ardern pun bergerak cepat. Minggu (22/1), mereka akan memulai prosesi pencarian kandidat untuk menggantikan Ardern.

Politisi 42 tahun itu akan melepas jabatannya paling lambat 7 Februari nanti bersamaan dengan pelantikan PM yang baru. Jika proses pemilihan di internal partai berlangsung cepat, maka bisa jadi pelantikan dimajukan.

Ardern pun meletakkan jabatan lebih cepat. Sosok yang digadang-gadang bakal menggantikannya adalah Menteri Pendidikan Chris Hipkins dan Menteri Kehakiman Kiri Allan.

’’Memimpin suatu negara adalah pekerjaan paling istimewa yang pernah dimiliki siapa pun, tetapi juga yang paling menantang,’’ ujar Ardern seperti dikutip CNN.

Dia pun menyampaikan selarik kalimat menarik. ’’Anda tidak dapat dan tidak boleh melakukan pekerjaan itu kecuali Anda memiliki tangki penuh, ditambah sedikit cadangan untuk tantangan yang tidak direncanakan dan tidak terduga,’’ ungkap Ardern.

Nah, ibu satu anak itu menyebut dirinya sudah tidak memiliki cukup tenaga untuk mencalonkan diri lagi. Dalam pemilu yang rencananya digelar 14 Oktober mendatang. Ardern juga merasa sudah tidak memiliki cukup energi untuk melanjutkan pekerjaannya dengan adil.

Keputusan Ardern ini mengejutkan banyak pihak. Sebab sejak awal karirnya terbilang cemerlang. Ketika terpilih memimpin Selandia Baru 2017 lalu, dia mencatatkan diri sebagai PM termuda di dunia.

Saat itu usianya baru 37 tahun. Di Selandia Baru, Ardern merupakan PM perempuan ketiga. Dia mendapatkan gelombang besar dukungan dari para pemilih muda di negara tersebut yang kerap disebut Jacindamania.

Setahun menjabat, Ardern melahirkan anak. Dia menjadi pemimpin dunia kedua yang melahirkan saat masih menjabat. Wajahnya sempat menghiasi sampul majalah Vogue dan Time.

Kebijakan ketat Covid-19 membawanya terpilih kembali pada 2020 lalu. Saat itu, Selandia Baru menutup perbatasannya selama hampir 2 tahun. Tidak ada yang boleh keluar maupun masuk, kecuali darurat.

Selandia Baru juga termasuk deretan negara pertama yang melakukan vaksinasi Covid-19. Itu semua membuat negara tersebut memiliki angka kematian rendah akibat virus korona.

Dalam paparannya, Ardern memaparkan 5,5 tahun tantangan dan kemajuan pemerintahannya. Mulai dari pandemi hingga serangan teror di dua masjid di Christchurch 2019 lalu yang merenggut 51 nyawa.

Tanggapan Ardern yang cepat atas serangan tersebut menuai banyak pujian.Termasuk memakai jilbab saat mengunjungi keluarga korban sebagai penghormatan terhadap komunitas muslim.

Selain itu, menerapkan reformasi aturan kepemilikan senjata dan berjanji tidak akan pernah menyebut nama pelaku di depan umum.

Ardern menegaskan, dirinya hanyalah manusia biasa. Politisi adalah manusia biasa. Sebisa mungkin memberikan segalanya.

Dan, bagi Ardern, saat ini adalah waktu yang tepat baginya berhenti. Dia belum memiliki rencana bakal melakukan apa ke depan. Untuk sementara, dia hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.

’’Untuk Neve, Ibu sangat menantikan untuk berada di sana saat kamu mulai sekolah tahun ini, dan untuk Clarke, mari kita menikah,’’ ujar Ardern yang ditujukan untuk putrinya serta kekasihnya.

Pengamat politik di Victoria University of Wellington, Selandia Baru, Bryce Edwards mengungkapkan, pengunduran diri Ardern adalah hal yang mengejutkan. Namun, dia menilai tidak sepenuhnya kejutan.

’’Dia dikagumi di seluruh dunia, tetapi pemerintahannya anjlok dalam jajak pendapat,’’ ujarnya.

Dalam beberapa poling, dukungan untuk Ardern dan Partai Buruh mencatatkan rekor terendah sejak 2017. Karena itu, menurut Edwards, memang lebih baik Ardern pergi sekarang saat reputasinya masih bagus. Daripada nanti ketika kalah dalam pemilu. (sha/hud/jpg/zuk/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan