"Dengan adanya konversi ini secara wadah lebih mudah dibawa dan aman," sambung Hendra.
Dirjen Migas Kementerian ESDM yang diwakili oleh Inspektur Migas Ahli Muda, Safriyanto memaparkan, kegiatan pendistribusian paket konversi BBM ke BGG sebetulnya sudah berlangsung selama lima tahun sejak 2019 hingga 2023. Kali ini, Gowa dijadikan sebagai lokasi sosialisasi.
"Ini adalah kegiatan dari Kementerian ESDM yang bermitra antara DPR dan Pemkab Gowa. Kita tahu bahwa Gowa merupakan salah satu lumbung beras di Sulsel. Makanya distribusinya tersebar di beberapa kecamatan sesuai usulan dari pemerintah daerah," urainya.
Safriyanto menjelaskan, untuk tahun ini pihaknya mendistribusikan 1.091 paket BBG, dan khusus di Gowa ada 58 paket yang diserahkan langsung kepada masyarakat. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan solusi penyediaan alternatif yang ramah lingkungan dan membatu ekonomi masyarakat pertani.
"Program Konversi BBM ke BBG 2023 ini, untuk Petani Sasaran sebanyak 39.000 paket yang telah didistribusikan di 69 Kab/Kota," rincinya.
Wakil Bupati Gowa, Abdul Rauf Malagani mengapresiasi program ini. Apalagi di musim kemarau dan El Nino yang melanda hampir sebagian wilayah Sulawesi.
"Kita berharap bahwa bantuan ini tepat sasaran digunakan oleh masyarakat Gowa," ucap Abdul Rauf.
Area Manager Communication, Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, memastikan penggunaan LPG ini lebih ramah lingkungan. "Pemakaian gas LPG emisinya lebih sedikit, dibandingkan dengan BBM," ungkapnya. (msn/fajar)