Jokowi Masih Jadi Magnet di Pilpres 2024, Prof Kacung Marijan Sarankan Ini kepada Capres dan Cawapres

  • Bagikan
Prof Kacung Marijan.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Magnet Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres 2024 dipastikan masih akan kuat pada pemilih tertentu. Bahkan, calon yang menyatakan menjadi pelanjut Jokowi akan memberi efek pada perolehan suara.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menilai, pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden, harus menegaskan pesan sebagai pelanjut pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk berebut suara undecided voters di Jawa Timur.

“Para capres harus lebih serius mendekati mereka, melalui berbagai strategi, seperti strategi bahwa mereka adalah pelanjut yang tepat dari Jokowi,” tegas Kacung Marijan, dilansir dari jawapos, Selasa (12/12).

Di sisi lain, kelompok pemilih bimbang disebut dapat menjadi penentu, apakah pilpres akan berlangsung satu putaran atau dua putaran.

Kacung mengungkapkan, bisa jadi para pemilih gamang itu tengah menunggu performa debat dari capres-cawapres. Bisa juga tengah menunggu arahan yang jelas dari Jokowi.

“Menarik juga, sudah hampir 2 bulan (lagi) pemilu masih ada 28 persen yang belum menentukan pilihan. Mungkin mereka masih nunggu debat atau arah Jokowi yang lebih jelas,” ujarnya.

Antara Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, Kacung menegaskan siapa pun yang bisa mempertegas dan memperjelas pesan sebagai sosok yang tepat pelanjut pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin akan mempunyai peluang meraup suara lebih besar dari undecided voters di Jawa Timur.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai posisi paslon nomor 03 yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih belum jelas ditangkap publik.

Hal itu berbeda dengan paslon nomor 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang membawa semangat perubahan. Sedangkan paslon nomor 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diasosiasikan sebagai penerus Jokowi karena adanya sosok Gibran.

“Kalau 02 kan posisinya jelas, tingkat kepuasan tinggi ke Pak Jokowi itu. Mereka ambil posisi asosiasi ke Pak Jokowi. Kalau 01 itu jelas, narasinya perubahan, oposisi dia,” kata Ari.

Ari menjelaskan patut memperjelas pesan ke publik terkait pelanjut program Jokowi. "03 itu memang positioning-nya menjadi gamang, bingung. Posisinya seperti apa? Perubahan tidak, mau melanjutkan Pak Jokowi, tapi pada sisi mana?" tanya Ari. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan