FAJAR.CO.ID, MAROS - Kabupaten Maros Sulawesi Selatan patut berbangga dengan warisan budaya yang ditinggalkan nenek moyangnya.
Salah satu peninggalan sejarah masa lampau yang patut dibanggakan adalah lukisan di langit-langit gua Leang Karampuang.
Menariknya lukisan tersebut dinobatkan sebagai lukisan cadas tertua di dunia. Penemuannya telah dipublikasikan dalam jurnal sains terkemuka, Nature.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama Griffith University dan Southern Cross University, Australia, menemukan bahwa lukisan ini telah berusia setidaknya 52.000 tahun.
Ini tentunya menjadi penemuan penting menentukan tonggak awal dalam dunia seni. Berbagai macam motif tergambar seperti ilustrasi manusia, anoa hingga gambar babi.
Pakar Seni Cadas Indonesia dari Badan Riset dan Inovasi (BRIN), Adhi Agus Oktaviana menerangkan saat pertama kali melihat lukisan ini mungkin sulit dikenali.
Tantangan yang dihadapi adalah karena usianya sebagian besar pigmen warna mulai ditutupi material kecil berbentuk butiran-butiran disebut popcorn atau koraloir speleothem.
“Popcorn ini adalah endapan kalsit yang tumbuh di permukaan gua, menyerupai butiran biji jagung.” kata Adhi.
Sementara itu, Bupati Maros, AS Chaidir Syam menilai penemuan lukisan cadas atau lukisan di dinding gua batu kapur yang berada di Leang Karampuang sebagai hadiah bagi Kabupaten Maros.
“Hadiah terindah di ulang tahun kabupaten Maros 4 Juli dimana BRIN menemukan ada penemuan sejarah baru lukisan dinding tertua di dunia Kabupaten Maros,” katanya.