FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Gus Miftah yang viral karena dugaan menghina seorang penjual es teh keliling terus menuai polemik.
KH Sumarno Syafei, memberikan tanggapannya terhadap peristiwa tersebut, menyebut ada dua sisi yang perlu diperhatikan, yakni kepentingan politik dan sosial.
"Kasus Miftah ini sepele, kita melihat ini kan ada dua sisi kepentingan. Kepentingan politik dan sosial," KH Sumarno memulai tanggapannya saat hadir di acara Indonesia lawyers Club, dikutip pada Jumat (13/12/2024).
Dikatakan KH Sumarno, polemik tersebut sudah masuk ke rana politik mengingat Gus Miftah saat itu berposisi sebagai pejabat publik.
"Kepentingan politik karena sekarang Gus Miftah sudah menjadi pejabat politik. Apalagi kasus ini bermuara dari potongan-potongan video," ucapnya.
Diceritakan KH Sumarno, atmosfer yang nampak dalam potongan video tersebar itu belum tentu sama seperti di lokasi pengajian.
"Yang terjadi di pengajian orang gak tahu, yang ada kelihatannya dia mengusir tukang es dengan kata-kata kalimat yang gak layak, di situ pun ada gimmick yang kurang etis," sebutnya.
Hanya saja, kata KH Sumarno, karena Gus Miftah saat itu merupakan pejabat publik maka ia harus selalu siap menerima segala bentuk kritikan.
"Tapi efek dominonya ke dalam politik tadi secara tidak langsung membuat kelemahan kekuasaan yang mengangkat dia sebagai utusan Presiden," KH Sumarno menuturkan.
"Menariknya, kenapa kok pak Prabowo tidak membela? Semestinya ketika itu memberikan jawaban. Minimal sudah ada teguran. Itu disampaikan oleh sekretaris kabinetnya. Itu mestinya disampaikan kepada publik," tambahnya.