FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Program Pesantren Sahabat Lalu Lintas, yang diinisiasi oleh Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, mendapat sambutan positif dari kalangan pesantren.
Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepatuhan berlalu lintas di kalangan santri, yang sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor untuk aktivitas sehari-hari.
KH Nawawi Maksum, pimpinan Pondok Pesantren Nurut Taqwa di Bondowoso, Jawa Timur, menilai program ini sebagai langkah baik untuk memberikan pemahaman kepada para santri mengenai aturan dan keselamatan di jalan raya.
“Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga harus memahami aturan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tertib berlalu lintas. Ini bagian dari tanggung jawab sebagai warga negara,” ujar KH Nawawi.
Dalam program ini, para santri mendapatkan pemahaman tentang pentingnya menggunakan helm, mematuhi rambu lalu lintas, serta tidak berkendara sebelum memiliki SIM.
Selain itu, mereka juga diajak memahami risiko kecelakaan akibat kelalaian dan pelanggaran aturan di jalan.
Terpisah, Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya Polri untuk menanamkan disiplin berlalu lintas sejak dini.
“Kami ingin pesantren berperan dalam membangun kesadaran tertib berlalu lintas," kata Agus.
Lebih lanjut, Agus menuturkan bahwa sebagai generasi muda, para santri diharapkan bisa menjadi contoh di masyarakat luas.
"Santri sebagai generasi muda diharapkan bisa menjadi contoh dalam kepatuhan terhadap aturan,” tandasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, saat Rakor Samsat se-Indonesia di Surabaya pada Selasa (25/2/2025), Irjen Pol Agus menyerahkan bantuan berupa sarung, peci, dan mukena kepada Pondok Pesantren Nurut Taqwa.
Program ini rencananya akan diperluas ke berbagai pesantren di Indonesia untuk memperluas jangkauan edukasi keselamatan berlalu lintas.
"Dengan adanya program ini, diharapkan para santri dapat memahami pentingnya tertib berlalu lintas dan menjadi pelopor keselamatan berkendara di lingkungan masing-masing," kuncinya.
Agus menekankan, edukasi sejak dini menjadi langkah penting dalam menciptakan budaya berlalu lintas yang lebih baik di Indonesia. (Muhsin/fajar)