Sarankan Dialog Soal Polemik Ijazah Jokowi, Kagama Cirebon Sebut Roy Suryo Cs Tidak Melakukan Penghinaan

  • Bagikan
Ijazah Jokowi yang diunggah kader PSI.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, menegaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat kepada mantan Presiden Jokowi di Solo, sebagai bentuk keseriusan untuk menjadi mitra strategis dan mediator dalam upaya membuka ruang dialog terkait polemik ijazah.

Ia menyatakan, surat tersebut dikirim tiga hari lalu dan meyakini Jokowi telah membacanya.

“Menyangkut masalah bagaimana tanggapan surat yang telah dikirim Kagama Cirebon. Itu sebagai keseriusan Kagama Cirebon untuk menjadi mitra strategis, tim mediator, Kagama dan teman-teman dalam hal ini digital forensik yang saat ini berkomitmen untuk mencari keterbukaan informasi,” ujar Heru dalam keterangannya, Selasa (6/5/2025).

Apalagi, kata Heru, Jokowi baru saja kembali dari perjalanan di Jakarta ke Solo dan sempat memberikan pernyataan tentang isu ijazah yang sedang bergulir di Polda Metro Jaya.

“Dalam komentarnya, Pak Jokowi merasa dihina sehina-hinanya oleh teman kita sebenarnya, bahwa apa yang dilakukan Mas Roy, Mbak Tifa, dan Bang Rismon saya pikir tidak mengarah pada penghinaan,” jelasnya.

Heru menilai polemik ini seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat komunikasi antar sesama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia mengusulkan agar Jokowi segera mengundang pihak-pihak yang terlibat, termasuk Roy Suryo, Tifatul Sembiring, dan Rismon Sirait, untuk berdiskusi dalam satu forum yang terbuka dan bersahabat.

“Ini menjadi tantangan besar bagi keluarga Kagama, terutama Cirebon, menginginkan agar Pak Jokowi segera merespons untuk mengundang kita, kawan-kawan Mas Roy, Bang Rismon, dan Mbak Tifa, pada dasarnya punya kebutuhan khusus untuk bisa hadir satu meja berdiskusi,” tambah Heru.

Sebagai bagian dari keluarga besar UGM, Heru menyatakan pihaknya tidak mencari panggung.

Heru bilang, Kagama Cirebon telah lama mengikuti perkembangan kasus ini dari berbagai sisi, baik dari kalangan yang mendukung maupun yang menolak keabsahan ijazah.

“Kita Kagama tidak butuh naik panggung, kita sudah bekerja lama, tidak mendadak. Kita melalui proses dan mengikuti teman-teman baik dari yang pro ijazah dan juga teman-teman dalam hal ini yang sangat radikal menentang dan menyatakan ijazah itu palsu,” terangnya.

Heru pun menegaskan, tujuan utama Kagama Cirebon adalah menjalin komunikasi yang konstruktif.

“Tentunya, kita pengen bergandengan tangan, bersilaturahim, berkomunikasi dengan Pak Jokowi sebagai mitra yang sebenarnya,” kuncinya.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan kekecewaannya terhadap tudingan ijazah palsu yang dialamatkan kepadanya.

Ia merasa sangat direndahkan dengan tuduhan tersebut, dan menegaskan bahwa ijazahnya bukanlah subjek yang pantas dijadikan bahan penelitian.

“Ini kan bukan objek penelitian. Ini sudah menghina saya sehina-hinanya. Sudah menuduh ijazah itu ijazah palsu. Sudah merendahkan saya serendah-rendahnya,” kata Jokowi di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Senin kemarin.

Tudingan ini berasal dari sejumlah pihak termasuk Roy Suryo dan kawan-kawan, yang sebelumnya menyuarakan keraguan terhadap keaslian ijazah Jokowi.

Atas hal ini, mantan wali kota Solo itu telah menempuh jalur hukum dengan melaporkan mereka ke Polda Metro Jaya pada Rabu, 30 April 2025.

Jokowi menyatakan bahwa seluruh proses akan diserahkan kepada penegak hukum. Ia percaya pengadilan akan menjadi tempat untuk menguji kebenaran secara objektif.

“Nanti bisa dibuktikan lewat proses hukum. Kita lihat proses di pengadilan seperti apa. Nanti akan menjadi pembelajaran bagi kita semua,” sebutnya.

Bukannya memperdebatkan persoalan ijazah, Jokowi mengajak seluruh pihak untuk memusatkan perhatian pada tantangan besar yang tengah dihadapi bangsa, khususnya dalam bidang ekonomi global.

Ia menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama, terutama di kalangan elite dan masyarakat luas.

"Dan menurut saya hari ini dalam tantangan global yang sangat berat, yang diperlukan negara kita kompak, saling berangkulan, menjaga kesatuan dan persatuan, terutama elit dan seluruh masyarakat," tambahnya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan