Selanjutnya terkait penggunaan pilihan kata yang tepat, baginya kaya 'anak nakal' tidak tepat dan dapat menimbulkan stigma yang tidak baik setelah keluar dari 'Barak Militer' sebagai 'alumni anak nakal'.
Selain itu, bagi Nurdin solusi tersebut merupakan sesuatu yang diciptakan untuk memecahkan masalah dalam jangka pendek, dan tidak meyakinkan untuk menciptakan kesadaran kolektif anak dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, perlu solusi dari kementerian pendidikan sebetulnya harus diberi kegiatan ekstrakulikuler dibanding intrakurikuler.
Tidak hanya melontarkan Kritik, Nurdin Halid juga menyampaikan solusi yang menurutnya tepat, dan dapat membantu meminimalisir tingkat perilaku yang kurang baik dari anak-anak.
"Anak-anak kita punya waktu dan kesempatan untuk berbuat sesuatu yang tidak baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat, seperti persami yakni perkemahan Sabtu-Minggu," solusi Nurdin Halid.
"Jadi dengan membuat kegiatan berkemah di desa, kemudian menghadirkan TNI untuk berikan pelatihan yang bisa menciptakan kedisplinan tanpa perlu ke Barak Militer," tutupnya.
(Besse Arma/Fajar)