Satu per satu data dikumpulkan, berhari-hari, di lapangan, lantas di bawa ke kantor, diolah. Waduh, ada yang salah klik rumus, kehapus satu kolom, bisa ke mana-mana efeknya. Ada yang lagi patah hati, tidak konsen, salah entry, juga membuat data keliru.
Ini tidak sengaja. Dimaklumi, dan biasanya ada mekanisme perbaikan, cek, dll. Kalau disengaja? Tidaklah.
Statistik itu ilmu yang sangat obyektif, independen, bebas dari kepentingan apapun. Namanya juga data, informasi, itu tuh simpel data.
Repotnya, saat ada 'pihak lain' terlibat di dalamnya. Wah repot. Pencitraan. Pengin terlihat sukses. Astagfirullah, jangankan data statistik, bahkan UU saja bisa diubah demi kekuasaan.
Tere Liye kembali menegaskan bahwa dirinya percaya dengan ahli-ahli statistik muda di BPS. Melihat wajah-wajah mereka, berinteraksi selama acara, anak-anak muda ini seharusnya bisa membuat Indonesia lebih baik.
"Maka, semoga kalian tidak terkontaminasi oleh pola pikir apapun yang merusak. Jadilah abdi negara yang gagah berani hingga mati. Jabatan, pekerjaan, itu tuh cuma urusan dunia saja. Tapi kejujuran, kehormatan, prinsip-prinsip, akan dibawa sampai akherat," harap Tere Liye. (sam/fajar)