"Kita tolak tegas manuver yang merusak harkat martabat UGM. Bahkan kalau perlu, kami katakan kami kutuk upaya-upaya alumni yang menebar keraguan pada institusi sendiri,” sesalnya.
Meski begitu, Heru tetap membuka ruang untuk pembuktian secara hukum.
“Kalau memang ingin membuktikan, silakan Mas Roy, Bang Rismon, Mbak Tifa, dan Pak Jokowi, bertemu di pengadilan. Tapi jangan libatkan pihak-pihak lain, termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono,” tegasnya lagi.
Ia juga menyentil dugaan keterlibatan Relagama dalam aksi massa ke UGM pada 15 April lalu, serta peran mereka dalam komunikasi dengan Sri Sultan.
“Ini semua menimbulkan pertanyaan besar. Siapa sebenarnya orang di balik Relagama?," kuncinya.
(Muhsin/fajar)
