Menteri juga memberikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, pembina di Lapas dan Rutan, organisasi sosial, hingga mitra industri.
Secara khusus, ia menyebut peran PT Pantai Indah Kapuk 2 selaku pengelola Aloha PIK 2 yang memfasilitasi lokasi dan sarana acara.
“Kolaborasi dengan dunia usaha dan pelaku industri sangat penting agar karya warga binaan bisa menjangkau pasar nasional dan internasional. Ini bagian dari ekonomi kreatif inklusif yang berkelanjutan,” jelasnya.
Menurut Agus, festival ini selaras dengan kebijakan Presiden RI yang mendorong penguatan UMKM, koperasi, dan ekonomi kerakyatan, termasuk pendirian Koperasi Merah Putih di lebih dari 80.000 kabupaten/kota serta pembinaan industri kreatif di Lapas dan Rutan.
“Ukuran keberhasilan bukan sekadar angka, tapi berapa banyak warga binaan yang bisa kembali sebagai pribadi kuat dan produktif. Bangsa ini akan semakin kokoh jika kita memberi ruang bagi semua untuk tumbuh,” tambahnya.
Bagi Agus, IPPA Fest 2025 adalah gerakan pemasyarakatan yang humanis, partisipatif, dan transformatif. Festival ini mengajak masyarakat memandang warga binaan bukan hanya sebagai objek hukuman, tetapi subjek pembinaan yang layak dihargai.
“Mari jadikan festival ini bukan hanya perayaan, tapi pernyataan: bahwa setiap individu berhak atas kesempatan kedua,” ujarnya sebelum meresmikan acara.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, IPPA Fest 2025 resmi dibuka,” seru Agus, disambut gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai. Suasana hangat itu menjadi tanda dimulainya babak baru pemasyarakatan yang berpihak pada kemajuan, martabat, dan harapan. (Pram/fajar)