FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu teman seangkatan Joko Widodo saat kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Frono Jiwo mengaku prihatin dengan informasi yang beredar di lini massa tentang tuduhan ijazah dan skripsi Joko Widodo palsu.
Frono menegaskan bukan ijazah dan skripsi Jokowi yang palsu melainkan isu yang dihembuskan jelas-jelas hoaks.
Ia dan Presiden ke-7 RI itu sama-sama masuk kuliah tahun 1980 dan wisuda bareng di tahun 1985. “Kami seangkatan dengan Pak Jokowi, masuk tahun 1980,” ungkap Frono dalam keterangannya, dikutip dari situs resmi UGM, Senin (11/8/2025).
Selama kuliah, kata Frono, Joko Widodo adalah pemuda yang pendiam. Namun lain halnya saat kumpul dengan temannya, Joko Widodo memiliki selera humor yang tinggi karena sering melontarkan candaan yang mengundang tawa rekan-rekan dekatnya.
“Pak Jokowi orangnya pendiam, tapi kalau ngobrol selalu kocak, apa yang jadi pembicaraan selalu mengundang tawa,” akunya.
Frono juga menyebut bahwa Jokowi ketika mahasiswa hobi naik Gunung. Bahkan beberapa gunung di Jawa dan Sumatera pernah ia daki.
Hanya saja, Frono mengaku hanya sesekali saja naik gunung. “Pak Jokowi sering naik gunung, tapi saya jarang dan seingat saya, saya tidak pernah bareng naik gunung sama Pak Jokowi,” paparnya.
Soal ijazah, Frono mengaku tampilan ijazahnya sama dengan Joko Widodo. Menggunakan font yang sama, ditandatangani oleh Rektor Prof. T Jacob dan Dekan Prof Soenardi Prawirohatmodjo. Hanya saja yang berbeda dari nomor kelulusan.
“Ijazah saya bisa dibandingkan dengan ijazahnya Pak Jokowi. Semua sama kecuali nomor kelulusan ijazah dari Universitas dan Fakultas,” ujarnya.
Sedangkan soal skripsi, Frono bercerita seluruh mahasiswa satu angkatannya menulis skripsi menggunakan mesin ketik.
Sedangkan sampul, lembar pengesahan dan penjilidan hampir semuanya dilakukan di percetakan.
"Pembuatan skripsi semua pakai mesin ketik, walaupun sudah ada komputer tapi jarang sekali yang bisa. Kalau sampul, lembar pengesahan, penjilidan skripsi semua di percetakan,” katanya.
Tidak hanya kuliah dan lulus bersama, Frono dan Jokowi juga melamar pekerjaan di perusahaan yang sama di Aceh, PT. Kertas Kraft Aceh (Persero).
Namun menurut Frono, Jokowi hanya bekerja selama dua tahun saja karena sang istri, Iriana Jokowi, tidak betah tinggal di tengah area hutan pinus yang berada di wilayah sekitaran Aceh Tengah.
“Kami bertiga, Pak Jokowi, saya dan almarhum Hari Mulyono (adik ipar Jokowi) bareng-bareng masuk kerja. Setelah Pak Jokowi menikah, Ibu Iriana kayaknya tidak betah karena basecamp berada di tengah hutan pinus di Aceh Tengah, Pak Jokowi resign dulu, tinggal saya dan almarhum Hari Mulyono yang masih bertahan,” kenangnya. (Pram/fajar)