Polisi Pemukul Mahasiswa Unsri Ditahan, DPRD Sumsel Akan Panggil Rektor

  • Bagikan
Mahasiswa Unsri menuntut turunkan biaya UKT, Kamis (3/8/2017). (Foto:Kris/Sumatera Ekspres/FAJAR Group)
FAJAR.CO.ID, INDERALAYA -- Tuntutan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Inderalaya terkait penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sempat ricuh akhirnya menuai kesepatan dengan wakil rakyat di DPRD Sumatera Selatan. Unjuk rasa mahasiswa, kemarin (3/8/2017) berakhir ricuh, di mana dua mahasiswa, yakni Dedi Satria dan Agus Arianto, menjadi korban pemukulan oknum polisi yang mengamankan aksi. Dua mahasiswa tersebut menjadi bulan-bulanan karena mencoba masuk gedung rektorat untuk menemui pimpinan kampus hingga menyebabkan kaca pintu sebelah kiri pecah. Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Agung Budi Maryoto, langsung merespons dengan menahan oknum anggota Polres Ogan Ilir berpangkat Briptu tersebut yang diduga melakukan pemukulan. Oknum polisi tersebut ditahan hari ini, Jumat (4/8/2017) Kapolda mengatakan, pemukulan terjadi akibat efek pengamanan, setelah kaca pintu samping gedung Rektorat Unsri pecah. Di mana pihak Unsri meminta bantu pengamanan saat unjuk rasa mahasiswa berlangsung. https://www.instagram.com/p/BXVy-m5lmJG/?taken-by=koransumeks Terkait pemecahan kaca pintu samping gedung Rektorat Unsri, Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Unsri, Rahmat Farizal, membantah bila kaca pintu dipecahkan oleh mahasiswa. "Insiden pemukulan telah kami laporkan dan kami meminta agar oknum yang melakukan pemukulan dituntut seadil-adilnya dan kami meminta dihukum setimpal sesuai dengan perbuatannya," kata Rahmat Farizal dikutip dari Sriwijaya Post. Aksi mahasiswa berlanjut hari ini, Jumat (4/8/2017). Sehabis salat Jumat, mahasiswa Unsri melakukan aksi damai di depan gedung DPRD Sumsel. Tak hanya mahasiswa Unsri, mahasiswa dari kampus lain se-Sumsel ikut turun sebagai bentuk solidaritas.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan