Rating Utang Indonesia Naik ke Level BBB/Outlook Stabil

  • Bagikan
Bank Indonesia (Dok. JawaPos.com)
FAJAR.CO.ID -- Pengelolaan keuangan Indonesia yang terkendali diakui oleh dunia. Buktinya, lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB-/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil per 20 Desember 2017. Ada dua faktor yang mendukung hasil tersebut. Pertama, adanya penguatan dari sektor eksternal dengan didukung oleh kebijakan makroekonomi yang mendorong stabilitas. Dukungan itu ditunjukkan melalui kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel, cadangan devisa yang meningkat tajam, kebijakan moneter yang mampu mengatasi gejolak aliran modal, kebijakan makroprudensial yang mampu mengendalikan utang luar negeri korporasi, pendalaman pasar keuangan yang mampu meningkatkan stabilitas pasar keuangan, serta penetapan asumsi anggaran Pemerintah yang kredibel. "Kedua, upaya sinergi pemerintah dalam reformasi struktural yang mampu meningkatkan iklim investasi, seperti tercermin dari meningkatnya peringkat Ease of Doing Business Indonesia," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (21/12/2017). Selain itu, peningkatan EODB juga mendorong penguatan sektor eksternal melalui penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment/FDI) yang diperkirakan dapat menutup defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan. Fitch juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik dan beban utang masih lebih rendah dibanding negara lainnya. Sayangnya, Fitch juga mencatat dua hal yang menjadi perhatian, yaitu masih rendahnya pendapatan per-kapita dan penerimaan negara dibandingkan dengan negara yang setara. "Peningkatan rating Fitch tersebut merupakan pencapaian yang sangat kita sambut baik karena level BBB merupakan level tertinggi peringkat yang pernah dicapai Indonesia sejak tahun 1995," katanya. Kedepan, Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. (hap/JPC)  
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan