Ini Alasan Pertamina Tambah Impor Elpiji Tahun Depan

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID -- Impor elpiji pada 2018 bakal naik dua persen jika dibandingkan tahun ini. Kenaikan impor elpiji sejalan dengan kenaikan konsumsi pada tahun depan yang diperkirakan mencapai lima persen. Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar, mengungkapkan, meski impor elpiji naik, porsi impor terhadap total kebutuhan elpiji di Indonesia masih sama jika dibandingkan tahun ini. ’’Sebab, ada peningkatan produksi juga dari beberapa kilang dalam negeri,” kata Iskandar, Kamis (21/12/2017). Pada tahun ini, impor elpiji diperkirakan berada di angka 4,9 juta sampai 5 juta metrik ton. Dari angka tersebut, sebanyak 90 persen diimpor dari Timur Tengah. Beberapa kilang Pertamina yang digunakan untuk mengolah elpiji adalah Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, maupun Mundu. Namun, kilang elpiji Pangkalan Brandan dan Mundu merupakan kilang elpiji yang operasinya terpisah dari kilang minyak dengan bahan baku berupa gas alam. Sedangkan konsumsi epiji pada 2018 diperkirakan mencapai 7,245 juta hingga 7,445 juta metrik ton. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebutkan, selama ini kandungan gas yang digunakan untuk elpiji merupakan jenis C4 (refrigerated butane) dan C3 (refrigerated propane). ’’Sedangkan kandungan gas yang ada di Indonesia lebih banyak ditemukan jenisnya C1 (refrigerated methane). Sebenarnya beberapa juga ditemukan berkandungan C3 dan C4, tetapi sangat sedikit dan tidak mampu menutupi kebutuhan yang ada,” ujarnya. (vir/c17/sof)  
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan