Mulut Anaknya Dilakban, Tangan Diikat Lalu Dihabisi Secara Sadis

  • Bagikan
Rumah berkelir hijau di ujung jalan Kompleks Daksa, Jalan Jakarta I, Blok D5, RT 37, No 1, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, jadi saksi bisu kekejaman Rahmatullah. Ya, pria tersebut menghabisi Hasanuddin, anak tirinya. Tangan diikat, mulut dilakban, korban dianiaya hingga tak berdaya. FAJAR.CO.ID- KAMIS, 28 Desember 2017, Hasan, sapaan akrab Hasanuddin, mengembuskan napas terakhir. Dalam kamar rumahnya, tubuh kecil si pencinta Barcelona itu kaku. Tubuhnya penuh lebam. Dari punggung hingga kepala. Bibirnya mengeluarkan darah segar. Sore itu menjelang Asar, Rohana, perempuan 46 tahun tetangga korban, adalah orang terakhir yang mendengar rintihan Hasan. “Ampun Mah, ampun. Sakit,” ucap Rohana menirukan rintihan korban. Meski tak melihat penyiksaan tersebut, namun Rohana yakin, Hasan mendapat perlakuan kasar kala itu. Perempuan paruh baya tersebut berusaha lebih dekat ke pintu rumah korban. Pekik Hasan semakin terdengar jelas. Hasrat hati mencari tahu, apa daya, Rohana yang seorang diri tak ingin mencampuri urusan tetangganya. Azan Asar berkumandang, Rohana beranjak meninggalkan rumah yang kini masih dipasang garis polisi itu. “Sederetan saja rumah kami. Makanya kalau teriak pasti terdengar,” lanjutnya. Penuturan serupa juga disampaikan beberapa tetangga di sekitar rumah tersebut. Menjelang salat Isya dia buru-buru keluar dari rumah saat Imam Sasmita, suami sah dari Risnawati, perempuan yang juga pelaku dalam kasus tewasnya Hasan, berteriak minta tolong. “Saya lihat Hasan sudah tanpa busana rebahan di atas tempat tidur dalam kamar, kuku jari tangannya membiru,” lanjut Rohana.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan