Cekcok Bupati-Wabup Tolitoli Berlanjut, Kasihan Masyarakatnya

  • Bagikan
Bupati Tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan (kanan) dan wakilnya, Abdul Rahman H. Buding. (Foto: Jpg)
Wabup kemudian berdiri dan langsung menendang salah satu sisi meja sambil berteriak. Itu terjadi saat Saleh Bantilan akan mulai membacakan sambutan. Atas tindakannya itu, Saleh pun melaporkan sang wakil ke polisi. Lalu, setelah tiga hari berlalu, bagaimana hubungan kedua pemimpin tertinggi di Pemkab Tolitoli itu? Tampaknya, bara belum sepenuhnya padam. Saleh, misalnya, bahkan mengaku terus terang tidak betah lagi berpasangan dengan Abdul Rahman. Sebab, dia merasa sudah tidak cocok. Kalaupun pemerintah pusat menginginkan keduanya rujuk, pria kelahiran 5 Juli 1958 itu siap-siap saja. Hanya, proses hukum harus tetap berjalan. Menurut dia, apa yang sudah dilakukan wakilnya itu sudah masuk kategori arogan dan mengacaukan. ”Kalau rujuk, ya sudah masing-masing saja. Saya kerja sendiri, dia kerja sendiri,” kata Saleh yang belum berniat mencabut laporan ke polisi. Abdul Rahman pun merasa lebih tahu tentang Tolitoli ketimbang sang bupati. Sebab, Saleh disebutnya terlalu sering meninggalkan wilayah yang dipimpin. ”Saya lebih tahu bagaimana pegawai yang ada di Kabupaten Tolitoli. Dia mana tahu, dua hari di Tolitoli, satu minggu tinggalkan lagi,” katanya. Karena itu, kalau Kemendagri memanggilnya untuk memberikan keterangan, dia siap. ”Saya akan menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi,” katanya. Dalam insiden Rabu pekan lalu itu, Abdul Rahman juga sempat melontarkan langsung kecaman atas seringnya Saleh absen. ”Saya tidak pernah mengeluh meski Bapak tinggalkan. Saya jalankan pemerintahan. Saya begitu menghargai Bapak selama dua tahun,” kata Wabup dengan nada tinggi kepada Saleh.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan