Dikeroyok, Wajah Guru ini Bonyok, Gigi Atas Patah

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, PENAJAM   -  Nasib apes menghinggapi Chandra Septian Triatmaja (25), guru SMKN 5 Penajam Paser Utara (PPU) yang dikeroyok 4 pemuda usai mempersiapkan kelengkapan simulasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di laboratorium SMKN 5, Selasa (13/2) sekira pukul 23.15 Wita. Atas penganiayaan itu, korban mengalami lebam di bagian mata kiri dan hidung, kepala benjol, dan dua gigi atas patah. Guru honorer ini pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sepaku, Rabu (14) pagi. Keempat pelaku pun telah diamankan. Yakni, Ramli (29) dan Andi (24) warga Desa Binuang Kecamatan Sepaku, serta Rusli Yulianto (21) dan Fiky Dwi Rianto (21) warga Desa Telemow Kecamatan Sepaku. Chandra menceritakan, kejadian itu bermula pada saat ia bersama guru lainnya, Ediansyah (36) tengah mempersiapkan simulasi UNBK untuk SMPN 12 PPU. Karena SMPN 12 berencana akan menumpang untuk simulasi UNBK di laboratorium SMKN 5. Chandra juga dibantu beberapa siswanya. Persiapan itu dilakukan pada malam sekira pukul 20.00 Wita sampai pukul 23.00 Wita. Setelah itu seluruh siswa yang turut membantu disuruh pulang.  Tak lama kemudian, Ediansyah menutup pintu laboratorium, namun ada kerusakan. Tiba-tiba pelaku bernama Ramli masuk di lingkungan sekolah dalam keadaan mabuk. “Saya berinisatif memperbaiki pintu yang rusak itu, tiba-tiba datang orang yang tidak saya kenal (Ramli, Red.) berjalan menuju laboratorium sambil bawa makanan di piring. Kemudian mengajak pak Ediansyah mengobrol. Waktu itu saya mencium bau alkohol dari mulut pelaku. Saya tetap tenang sambil memperbaiki pintu dan tidak ikut dalam pembincangan itu. Kemudian pelaku (Ramli, Red.) ingin membantu memperbaiki pintu itu, tapi saya tolak dengan halus. Mungkin dia tersinggung dan tiba-tiba saja langsung menampar mulut saya,” kata Chandra pada media ini kemarin (15/2). Dijelaskan Chandra, saat ditampar ia tidak melakukan perlawanan, demi menjaga puluhan perlengkapan komputer yang ada di laboratorium. Ia sempat emosi, tapi tetap berusaha tidak melawan. “Saya sempat bilang kalau saya guru di sekolah ini. Tapi yang bersangkutan tetap tidak peduli, justru memanggil tiga rekannya yang menyusul masuk dalam lingkungan sekolah. Dia (Ramli, Red.) terus mendekat, tapi saya dorong agar tidak masuk ke laboratorium. Saya beri kode pak Ediansyah agar pergi meminta bantuan. Datang siswa saya, Eko melerai dan pak Ediansyah baru bisa keluar cari bantuan, tapi setelah itu saya menjadi titik fokus pengeroyokan,” terangnya. Guru honorer yang baru mengabdi 6 bulan di SMKN 5 ini mengaku tidak mengenal keempat pelaku pengeroyokan. “Saya tidak mengenal mereka,” ujarnya. Kasus pengeroyokan yang dialami guru SMKN 5 yang berlokasi di Desa Binuang, Sepaku ini telah ditangani Polsek Sepaku. Kapolsek Sepaku AKP Suyono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap dan menjalani pemeriksaan. “Semua tersangka sudah diamankan di sel Polsek Sepaku,” ujarnya. Suyono menyatakan, pengeroyokan yang dialami guru honorer ini tidak ada sangkut pautnya dengan siswa. “Tidak ada hubungannya dengan siswa. Memang empat pelaku ini di bawah pengaruh minuman keras,” terangnya. “Pelaku melakukan pengeroyokan dengan tangan kosong. Tidak menggunakan senjata tajam atau senjata tumpul,” lanjutnya. Suyono menegaskan, para tersangka pengeroyokan ini dijerat pasal 170  ayat 1 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (kad/cal)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan