Rumah Tangga Hancur, Robinson Pilih Mati Tergantung

  • Bagikan
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 90
FAJAR.CO.ID, SINGKAWANG- Bong Khui Kie, 71, terkejut bukan main ketika melihat anaknya, Robinson tergantung dan tak bernyawa di depan kediamannya, Jalan Gunung Besi, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Senin (26/3) pagi. Padahal, empat jam sebelumnya, ibu dan anak sempat bertemu dan berbincang serta saling memaafkan. Diberitakan Rakyat Kalbar, informasi yang dihimpun di lapangan, sekitar pukul 03.00 dini hari, Bong Khui Kie terbangun dari tidurnya dan melihat Robinson sedang makan. Setelah itu, Robinson menyalami dan mencium tangan ibunya. Lelaki 34 tahun itu kemudian meminta maaf kepada ibunya. Setelah itu, sang ibu kembali tidur. Sekitar pukul 07.00 Wib, ibu kandung korban ini terbangun dari tidurnya. Ia mencari Robinson di kamarnya, namun sudah tidak ada. Lalu, Bong Khui Kie menuju ke depan rumah untuk membuka warung. Bak disambar petir, Bong Khui Kie terkejut bukan kepalang ketika melihat anaknya tergantung di depan warung dan tak bernyawa. Lantas, Bong Khui Kie berteriak dan memanggil Phung Ka Fen, abang korban yang tinggal di sebelah rumah mereka. Phung Ka Fen langsung memeluk dan mengangkat adiknya serta meminta bantuan Phung Ka Jan, saudaranya yang lain. Setelah menurunkan korban, pihak keluarga kemudian memberitahukan kejadian itu kepada Polsek Singkawang Selatan untuk dilakukan pemeriksaan dan Visum Et Repertum terhadap jenazah. “Menurut pengakuan keluarga korban, bahwa Robinson sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak tiga kali. Akan tetapi selalu diawasi karena keluarga khawatir dia akan bunuh diri atau gantung diri itu benar-benar dilakukan,” ujar Kapolres Singkawang, AKBP Yuri Nur Hidayat melalui Kasubbag Humas Polres Singkawang, Iptu Gatot Sukoco. Hasil keterangan pihak keluarga dan warga, kata Gatot, korban mengakhiri hidupnya dikarenakan beban pikiran atau stres. “Korban mengakhiri hidupnya dikarenakan beban pikiran atau stres akibat perceraiannya dan tinggal pergi oleh istrinya,” ujar Gatoto. Lanjutnya mengatakan, korban memiliki dua anak. Setelah bercerai, masing-masing mengasuh satu anak. “Korban ini sangat mencintai istrinya dan berharap istrinya bisa kembali,” katanya.  Menurutnya, pihak keluarga korban sudah menerima kejadian ini dan menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah serta tidak akan menuntut kepada pihak manapun. Hal itu dilengkapi dengan surat pernyataan yang dibuat pihak keluarga korban. (Suhendra Yusri/rk)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan