Mbak Tutut: Libatkan Tuhan dalam Perjalanan Hidupmu

  • Bagikan
Di mobil Mercedes Sprinter Van yang kerap disopiri Iqbal dan Syamsul itulah memang, sekian waktu Mbak Tutut selama perjalanan dilewatkan. Mobil van yang lebih besar daripada VW Caravelle itu memang tampaknya nyaman. Tetapi jangan pernah lupa bahwa di usia yang tak lagi muda, kegiatan yang dilakukan Mbak Tutut tergolong membutuhkan stamina dan semangat di atas rata-rata. Asal tahu saja, jarak Jakarta-Purwokerto setidaknya 354 km. “Selama perjalanan, kami dua kali sempat beristirahat di rest area,” kata Tomo, anggota rombongan yang berada di kendaraan lain. Sekali di jalur tol Cipali, sekali lagi di perjalanan antara Cirebon-Tegal. “Ibu Tutut keluar sekali, untuk pergi ke toilet,” kata dia. Rombongan itu sampai di tempat transit di Purwokerto sekitar pukul 06.30 pagi. Hanya ada waktu sekitar satu jam buat Mbak Tutut sebelum bergerak lagi untuk ikut berpanen raya di Purbalingga. Saat menyapa wartawan sebelum kembali masuk mobil, dan bergerak, paras muka Mbak Tutut tak sedikit pun menampakkan keletihan. “Wajah itu cerminan jiwa kita,” kata Mbak Tutut, saat kembali bertemu wartawan di kediaman adiknya, Bambang Tri, di Purwokerto, siang usai acara panen raya. “Bila batin kita senang dan bahagia, wajah kita pun akan secerah kebahagiaan yang kita rasa,” katanya lagi. Namun memang bagaimana mungkin Mbak Tutut tak akan senang. Hari itu ia akan bertemu saudara-saudara yang sangat disayanginya. Ia datang untuk menemani adiknya, Tommy Soeharto, ketua umum Partai Berkarya yang membina para petani yang tengah berbahagia itu. Ada pula Bambang Tri, yang tak kurang memberikan dukungan bagi aktivitas social adik mereka berdua.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan